Panel surya satelit Nusantara Satu sudah dibentangkan

Satelit Nusantara Satu di dalam fairing roket Falcon 9.(Foto:SpaceX)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menyatakan satelit Nusantara Satu (PSN VI) telah membentangkan panel surya pasca diluncurkan pada 21 Februari 01:41 pagi waktu Florida, Amerika Serikat (AS) atau 22 Februari 2019  08:41 pagi WIB dengan roket Falcon 9 milik SpaceX. (Baca: Peluncuran Satelit Nusantara Satu)

"Panel surya (Solar Panel) dari satelit Nusantara Satu tadi sudah dibentangkan jam 13.00 WIB (22/2). Kita juga sudah dapat sinyal dari satelit itu yang ditangkap SSL (pembuat satelit). Dalam Orbit Raising, SSL yang pegang kendali sebelum hand over ke PSN untuk fully operated," ungkap Direktur Jaringan PSN Heru Dwikantono di Jakarta, Jumat (22/2).

Diperkirakannya, satelit Nusantara Satu akan menjalani Orbit Raising selama dua minggu untuk menempati slot orbit 146 Bujur Timur, tepat di atas Papua. Orbit Raising adalah proses suatu satelit berpindah dari Geo Transfer Orbit (GTO) ke Geo Synchrounous Orbit (GSO) atau orbit tujuan.

"Nanti pada tanggal 4 atau 5 Maret 2019 rencananya antena dibuka. Setelah menempati slot orbit akan ada in orbit test seperti melihat baterai, antena, dan sejumlah tes lainnya. Perkiraan awal April 2019 satelit ini siap beroperasi dan dimonitor melalui stasiun bumi di Jatilihur," katanya.

Asal tahu saja, setelah Roket Falcon 9 dari SpaceX menunaikan tugasnya membawa satelit Nusantara Satu ke jalur slot orbitnya, setelah itu masuk kedalam proses yang dinamakan Orbit Raising.

Sebuah roket peluncur hanya mengantarkan satelit memasuki orbit transfer atau yang dinamakan Geo Transfer Orbit dan satelit dilepas pada ketinggian 500 Km yang merupakan perigee dari GTO. Dari ketinggian ini satelit akan bergerak sesuai lintasan yang berbentuk elips dengan Apogee berada di ketinggian 36.000 km.

Proses mengubah orbit dari GTO ke GSO inilah yang biasa disebut orbit raising dan dilakukan oleh satelit itu sendiri tanpa bantuan dari kendaraan peluncur.

Sesuai dengan hukum Kepler, saat satelit mencapai titik apogee-nya, Main Satellite Thruster atau dulu sering disebut dengan AKM (Apogee Kick Motor) dinyalakan untuk mendapatkan delta-V agar dapat memasuki orbit GSO. Proses ini dilakukan beberapa kali agar satelit benar-benar memasuki orbit geo stationary. Setelah satelit memasuki orbit GEO, tinggal dilakukan maneuver terakhir agar berada di slot orbitnya.

Proses selama orbit raising akan menjadi tanggungjawab dari pembuat satelit Nusantara Satu, SSL, karena kontrak yang dibuat Pasifik Satelit Nusantara adalah in orbit delivery.

Satelit Nusantara Satu menggunakan platform SSL-1300 140 memiliki usia desain 15 tahun dan operasi 20 tahun dengan membawa 52 transponder yang terdiri atas 38 transpinder C Band dan 8 spotbeam KU Band dengan total kapasitas 15 Gbps. Khusus KU Band kapasitas yang dimiliki 13,6 Gbps.

Cakupan dari C Band satelit Nusantara Satu meliputi wilayah Asia Tenggara dan KU Band untuk 8 spot beam meliputi seluruh wilayah Indonesia.(dn)