Ini tiga fokus Bukalapak di 2019

BukaEmas, salah satu produk Fintech dari Bukalapak.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Bukalapak memiliki tiga fokus pengembangan yang dilakukannya sepanjang 2019 ini.

Tiga fokus itu adalah menggenjot bisnis eCommerce melalui new retail, mengembangkan produk fintech, serta memperkuat saluran pembayaran.

Dikutip dari KrAsia (10/1), saat ini total transaksi atau GMV dari Bukalapak mencapai Rp4 triliun (US$283 juta) per bulan dengan memiliki 4 juta pedagang dan 50 juta pengguna aktif bulanan di Indonesia.

“Bukalapak telah berkembang ke banyak hal, dari produk virtual seperti tiket pesawat dan kereta api hingga produk keuangan, dan layanan investasi. Jadi saya pikir kita lebih tepat disebut sebagai aplikasi gaya hidup berdasarkan eCommerce,”kata Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid.

Ditambahkannya, Bukalapak tak hanya bermain di pasar online tetapi melakukan penetrasi juga ke pasar offline dengan mendukung kios kecil atau perorangan untuk menjual rangkaian produk yang lebih luas melalui program Mitra Bukalapak.

Mitra Bukalapak adalah aplikasi terpisah untuk menjual kembali berbagai produk digital Bukalapak sehingga pembeli yang tidak memiliki akses ke internet. Pengecer mendapat komisi untuk setiap transaksi. Selain itu, dengan bergabung dengan Mitra Bukalapak, kios kecil akan terhubung dengan distributor utama Bukalapak sehingga mereka dapat membeli dan mengelola stok mereka lebih efisien melalui aplikasi.

Mitra Bukalapak telah berkolaborasi dengan lebih dari 500.000 kios dan 700.000 penjual individu di seluruh Indonesia.

Bukalapak menginvestasikan Rp 1 triliun atau US $ 71 juta untuk membawa kios tradisional ke tingkat berikutnya dengan program ini.

Pemberdayaan kios selanjutnya didukung oleh kolaborasi dengan pemerintah melalui program pembiayaan yang memungkinkan pemilik kios mendapatkan pinjaman usaha hingga Rp10 juta per kios, melalui fitur Buka Modal.

New Retail
Pemberdayaan kios dapat digambarkan sebagai versi ritel baru Indonesia. Selain itu, Bukalapak juga telah mengembangkan rangkaian produk keuangannya.

Platform ini menawarkan produk keuangan termasuk reksadana, perdagangan emas dan ingin menambah lebih banyak lagi.

“Layanan keuangan adalah apa yang dibutuhkan pengguna Bukalapak sekarang, baik pembeli maupun penjual. Dan karena ekosistem kita sudah terbentuk, pengguna dapat menerima dan beradaptasi dengan mudah dengan layanan investasi dan keuangan kita. Sejak kami meluncurkan ini pada tahun 2017, kemajuan produk keuangan kami cukup baik. Misalnya, produk tabungan reksa dana kami yang bernama Buka Reksa sekarang memiliki ratusan ribu investor, ”kata Rasyid.

Tahun ini, Bukalapak berencana untuk merilis lebih banyak produk fintech, termasuk platform asuransi yang akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2019.

Pembayaran
Bukalapak juga memiliki rencana untuk meluncurkan e-wallet sendiri (BukaDompet), yang perkembangannya terhenti ketika Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk membekukan penerbitan lisensi eMoney baru.

Beberapa bulan lalu, Bukalapak berpasangan dengan DANA. BukaDANA saat ini adalah salah satu opsi pembayaran di aplikasi, tetapi tidak menggantikan BukaDompet.

“BukaDompet masih dalam proses perizinan. Kami sudah menyerahkan semua persyaratan yang dibutuhkan dan kami tentu mengharapkan kabar baik secepatnya,”katanya.

Menurut Crunchbase, Bukalapak telah menerima lima putaran pendanaan, yang terakhir adalah putaran Seri C pada November 2017 dengan nilai yang dirahasiakan.

"Kami memang memiliki rencana penggalangan dana, tetapi kami terbuka untuk semua kemungkinan, baik itu IPO atau pendanaan swasta," kata Rasyid.(wn)