Belanja iklan TV tembus Rp110,46 triliun di 2018

JAKARTA (IndoTelko) - Layanan sistem monitoring iklan televisi (TVC) Adstensity mencatat sepanjang tahun 2018, total belanja iklan di TV sebesar Rp110,46 triliun.

Jika dibandingkan dengan dana belanja iklan sepanjang tahun 2017 yang tercatat Rp97,45 triliun, dapat dilihat bahwa dana belanja iklan mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,35%. 

Kontribusi terbesar dalam pertumbuhan belanja industri iklan televisi berasal dari Industri Produk Personal Care (Perawatan Pribadi) dengan kontribusi sebesar 20,31%. 

CEO Adstensity A. Sapto Anggoro mengungkapka dari seluruh brand yang beriklan di televisi, selama periode Januari – Desember 2018, brand Pantene merupakan brand dengan belanja iklan terbesar. 

Pantene mengeluarkan biaya untuk beriklan di TV sebesar Rp1,31 triliun dalam setahun. Menyusul berikutnya, yaitu Wardah dan Clear dengan masing-masing menghabiskan biaya sebesar Rp1,08 triliun untuk beriklan di TV selama tahun 2018. Posisi keempat, yaitu Rexona dengan Rp1,04 triliun. Posisi ke kelima yaitu Kemenkes dengan mengeluarkan jumlah biaya iklan di TV Rp1,00  triliun.

Untuk Top 10 Industry 2018, merk-merk di industri produk Personal Care (Perawatan Pribadi) menempati posisi pertama dengan mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp22,44 triliun selama tahun 2018. 

Posisi kedua yaitu industri makanan olahan atau Refined Food dengan dana sebesar Rp11,69 triliun untuk beriklan di TV. Posisi ketiga yaitu industri farmasi dengan Rp8,25 triliun.

Industri olahan susu atau dairy berada di posisi keempat dengan dana belanja iklan sebesar Rp7,61 triliun. Sementara itu, untuk bisnis Online / Daring (Marketplace & Applications) berada di posisi kelima dengan belanja iklan sebesar Rp7,08 triliun.

Industri produk Personal Care (Perawatan Pribadi) menguasai periklanan tv dengan masing-masing berkontribusi sebesar 20,31% dan pada posisi kedua industri makanan olahan (refined food) dengan belanja iklan 10,58% dari keseluruhan total biaya belanja iklan tv tahun 2018. Posisi ketiga yaitu industri farmasi dengan 7,47%. 

Selanjutnya, diikuti oleh sektor olahan susu (Dairy) pada posisi keempat dengan 6,89% dan sektor bisnis Online / Daring (Marketplace & Applications) sebanyak 6,41%. Untuk industri minuman dan rokok berada pada peringkat keenam dan ketujuh dengan masing-masing 5,33% dan 4,86%. Lalu, industri alat-alat rumah tangga dengan 5.02% di peringkat delapan. Sementara itu industri kopi berada pada peringkat sembilan dengan 3,46%. Pada posisi ke-10 ditempati oleh industri makanan non-olahan dengan 2,93%.

Pendapatan 
Menurut hasil monitoring Adstensity selama 2018, ANTV menempati posisi teratas dalam total pendapatan media di tahun 2018. ANTV memperoleh pendapatan hasil belanja iklan sebesar Rp15,66 triliun. 

Di belakang ANTV ada Global TV yang tidak terpaut jauh memperoleh pendapatan sebesar Rp13,78 triliun. Posisi ketiga ada Indosiar dengan perolehan pendapatan Rp12,90 triliun. Kompas TV menempati posisi keempat dengan pendapatan Rp12,78 triliun. Dan posisi kelima adalah Metro TV dengan pendapatan sebesar Rp12,30 triliun. Untuk media televisi lainnya dapat dilihat pada grafik diatas.
  
ANTV menguasai 14,18% dari total belanja iklan televisi selama 2018. Global TV memperoleh 12,47% dari total keseluruhan belanja iklan 2018. Tempat ketiga ada Indosiar dengan 11,68%. Posisi keempat dan kelima yaitu Kompas TV dan Metro TV masing-masing memperoleh 11,57% dan 11,14% dari total biaya belanja iklan di televisi selama 2018.

Untuk market share di antara grup media, Grup MNC dengan 3 stasiun televisi yaitu RCTI, Global TV dan MNC TV masih menguasai media iklan televisi dengan market share 28,26%. Grup SCM dengan 2 stasiun televisi yaitu SCTV dan Indosiar menyusul dengan 18,67%, disusul oleh Grup Viva dengan 2 stasiun televisi ANTV & TV One sebesar 15,98%, dan TransCorp dengan Trans TV dan Trans 7 sebesar 6,83%.

Data statistik di atas diperoleh Adstensity berdasarkan rekaman semua iklan televisi di 13 stasiun tv nasional yakni RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TVOne, ANTV, KompasTV, Net TV, dan TVRI. 

Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto. Data ini tidak memberikan informasi apabila ada diskon atau potongan harga atau deal lain dalam praktik bisnis antara pemasang iklan dan stasiun TV yang bersangkutan di luar dari Rate Iklan yang telah ditetapkan.(wn)