MIKTI: 73,42% startup raih laba di 2017

JAKARTA (IndoTelko) - Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) mengungkapkan sebanyak 73,42% dari 992 startup di Indonesia sepanjang 2017 membukukan laba dan 26,58% masih mengalami kerugian.

MIKTI mengungkapkan data itu dalam sebuah buku yang bertajuk “Mapping dan Database Startup Indonesia 2018”. Sebuah hasil riset yang dilakukan oleh MIKTI bersama Teknopreneur Indonesia, dengan dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif RI (BEKRAF), yang berisi database 992 startup di Indonesia dan gambaran kondisi startup di tanah air.

Dalam data itu terlihat banyak startup masih dalam skala usaha mikro (52,97%), kecil (32,01%), menengah (11,9%), dan besar (3,12%).

Startup banyak menggeluti bidang eCommerce (35,48%), fintech (5,34%), game (5,54%), dan lainnya.

Para startup yang berbentuk PT sebanyak 54,4%, CV (6,9%), belum berbadan usaha (11,39%), dan sisanya tidak diketahui badan usahanya.

Beberapa fakta yang ditemukan dari survei yang telah dilakukan antara lain adalah sebagian besar startup di Indonesia berada di wilayah Jabodetabek. Selain itu, sebagian besar strartup merupakan usaha dalam skala mikro dan kecil. Sedangkan dalam hal founder, sebagian besar founder startup di Indonesia merupakan generasi Y (berusia 24-37 tahun).

“Kami menemukan fakta bahwa belum ada acuan valid mengenai data startup di Indonesia, karena itu MIKTI berinisiatif melakukan pendataan dan verifikasi. Kami berharap keberadaan buku ini dapat membantu semua pihak dalam penentuan kebijakan dan program pengembangan startup yang lebih tepat sasaran," ungkap Ketua Umum MIKTI, Joddy Hernady dalam keterangan, kemarin.

Menurut Deputi Badan Ekonomi Kreatif RI, Hari S. Sungkari, buku ini bisa menjadi awal dari pembangunan ekosistem startup di Indonesia. Karena dengan mengetahui kondisi startup baik secara nasional maupun di tiap daerah, maka program yang akan dijalankan akan menjadi lebih tepat.

“Buku Mapping dan Database Startup Indonesia 2018 ini merupakan bahan awal dari pembangunan ekosistem startup. Dengan ketersediaan hasil pemetaan kondisi serta data jumlah dan sebaran tech startup di seluruh Indonesia, berarti tersedia acuan dalam membangun ekosistem startup di tanah air. Akan dapat ditentukan berapa banyak dan di mana saja perlu dibangun Inkubator dan Akselerator, talenta apa saja yang harus dihasilkan dari Perguruan Tinggi di kota tertentu, bagaimana kebijakan dalam investasi termasuk insentif yang harus dirancang,” papar Hari.(wn)