Inikah sisa saham Nadiem di GO-JEK?

CEO dan founder GO-JEK Nadiem Makarim bersama mitra pengemudi.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Nama Nadiem Makarim sejak era ekonomi digital muncul menjadi salah satu icon dan selalu banyak diperbincangkan di media massa.

CEO dan founder GO-JEK ini dianggap sukses membawa aplikasi ride-hailing itu menjadi salah satu unicorn di Indonesia dan diperkirakan valuasi dari perusahaannya mencapai US$10 miliar.

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah berapa sebenarnya sisa saham Nadiem di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa? 

Situs KRAsia dalam laporannya pada (23/11) menurunkan tajuk yang lumayan menarik yaitu "More details on Go-Jek’s company structure and shareholding".

Dalam berita  itu, terungkap MomentumWorks mengeluarkan laporan terkait struktur pemegang saham dan manajemen dari GO-JEK yang tengah mencari pendanaan baru.  

Menurut MomentumWorks CEO dan founder Nadiem Makarim masih memegang sekitar 58,416 saham atau setara dengan 4,81% kepemilikan di GO-JEK.

Berikutnya, Chief Information Officer (CIO) dan co-founder Kevin Aluwi memegang 205 lembar saham.

President Director Andre Soelistyo memiliki 3,357 lembar saham. Andre sebelumnya adalah eksekutif di  Northstar Group dan komisaris di Kartuku, perusahaan yang diakuisisi Go-Jek pada 2017 lalu. Direksi lainnya yang memegang saham GO-JEK adalah Antoine de Carbonnel (1,923 saham).   

Sementara di jajaran komisaris dari GO-JEK ada sejumlah nama mentereng seperti George Raymond Zage III (Singapura) yang dikenal sebagai CEO of Farallon Capital Asia. Ho Tak Chow (Singapura) dari Capital International from Capital Group.

Nama lainnya di Komisaris adalah Jeffrey David Pearlman (Singapura), perwakilan dari Hua Ping. Kusumo Martanto (Indonesia), CEO  BliBli.com, yang juga  COO GDP Venture. Li Zhaohui (China), Managing Partner Tencent Investment. (Baca: Djarum di GO-JEK)

Tak ketinggalan ada juga nama Pandu Patria Sjahrir (Indonesia) yang dikenal juga sebagai Direktur Keuangan dari PT Toba Bara. Nama Pandu tak asing di dunia  digital karena  juga menjadi Komisaris Utama di Garena, Shopee, dan Airpay. (Baca: SEA di Indonesia)

Berikutnya ada nama Pradyumna Agrawal (Singapura) dari Temasek dan Prijono Sugiarto (Indonesia) dari  Astra International untuk jajaran komisaris di GO-JEK. (Baca: Astra dan GO-JEK)

Di laporan tersebut terungkap GO-JEK memiliki modal disetor sudah mencapai Rp446 miliar dan telah 12 kali melakukan putaran pendanaan.

Saat ini komposisi pemilik saham di Go-JEK diantaranya terdiri atas Gamvest PTE Ltd (8,82%), KKR GO Investment (7,14%), Sequoia Capital India Investment (6,88%), WP Investment (6,57%), Golden Signal Limited (5,49%), London Residential (5,39%), Nadiem Makarim (4,81%), NTS Gemma Inc (4,48%), Sixteen Dragonfruit SA RL (4,38%), PT Astra Internasional (4,03%), GJK Holdings (3,17%), PT Global Digital Niaga (2,94%), Anderson Innvestment (2,94%), Google Asia Pacific (2,51%), dan OSV Moto Holdings (2,51%).

Di pertengahan November ini The Strait Times menurunkan artikel “Indonesia's Telkom in talks to buy stake in Go-Jek”. (Baca: Calon Decacorn)

Kabar beredar menyatakan  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)  akan ikut menyuntikkan modal ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Kabarnya, Telkom akan mengguyur GO-JEK tidak kurang dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,35 triliun.

Isu investasi ini muncul di tengah upaya ride-hailing itu  menjajaki pendanaan baru senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,6 triliun. Tambahan pendanaan ini untuk menopang rencana ekspansi keempat negara, yakni Vietnam, Thailand, Filipina, dan Singapura. (id)