Len Electronic Interlocking raih ASEAN Outstanding Engineering Award 2018

Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin bersama sebagian engineer PT Len Industri dan PT Len Railway Systems menerima sertifikasi ASEAN Engineer Register (AER) sehari sebelum ajang CAFEO berlangsung (13/11).(dok)

SINGAPURA (IndoTelko) - Teknologi Persinyalan Indonesia Raih Penghargaan ASEAN Outstanding Engineering Award 2018 Kategori Proyek pada ajang CAFEO 2018 atau Conference of the ASEAN Federation of Engineering Organisations ke-36 yang diselenggarakan di Resorts World Sentosa, Singapura pada 12-14 November 2018.

Adalah Len Electronic Interlocking yang merupakan produk andalan PT Len Industri (Persero) di bidang persinyalan kereta api.

Penghargaan diserahkan kepada Direktur Utama PT Len Industri, Zakky Gamal Yasin dan disaksikan oleh Menteri Negara, Nasional Development & Ketenagakerjaan Singapura Zaqy Mohamad dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, Rabu malam (14/11).

Penghargaan ASEAN Outstanding Engineering Award merupakan sebuah pengakuan prestasi rekayasa yang luar biasa kepada organisasi atau individu yang bertanggung jawab untuk proyek rekayasa di kawasan ASEAN.

Even tahunan CAFEO-36 dihadiri oleh sekitar 1.000 insinyur lebih yang terdaftar di 24 negara, dengan mengusung tema Engineering Rail Connectivity and Fostering Excellence in Engineering Education. CAFEO merupakan hasil afiliasi antara ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) dan  Federation of Engineering Institutions in Asia & Pacific (FEIAP), serta dituanrumahi secara bergantian oleh 10 negara ASEAN. Indonesia dalam ajang ini diwakili oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

“Semoga produk kita dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan sarana transportasi di Indonesia, bahkan di level internasional. Terima kasih kepada PII (Persatuan Insinyur Indonesia) yang sudah selalu mendukung kita. Kita mendapatkan penghargaan ini setelah Len Electronic Interlocking masuk dalam Buku 100 Karya Keinsinyuran Indonesia 2007-2017 yang diterbitkan oleh PII. Di ajang CAFEO ini juga 20 personil PT Len Industri dan PT Len Railway Systems kemarin menerima sertifikasi ASEAN Engineer Register (AER),” kata Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin dalam keterangan, kemarin.

Direktur Operasi I Len Industri, Linus Andor Mulana S. menambahkan perseroan sudah berkecimpung dalam teknologi perkeretaapian sejak era tahun 80-an. “Hingga kini satu-satunya perusahaan di dalam negeri maupun ASEAN yang mampu menghasilkan produk persinyalan sendiri. Kini saatnya kita go regional, setelah Bangladesh saya harap kita bisa masuk di Filiphina,” katanya.

Implementasi pertama Len Electronic Interlocking dilakukan di Stasiun Slawi, Tegal, Jawa Tengah pada tahun 2004 yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan saat itu.

Selanjutnya PT Len Industri berhasil menerapkan Len Electronic Interlocking di Jalur Utara Pulau Jawa Cirebon-Surabaya sepanjang 433 km melintasi lebih dari 54 stasiun dengan sistem telekomunikasi fiber optic. Peresmian di Slawi tersebut menjadi tonggak sejarah dimulainya perkembangan produk persinyalan kereta api dalam negeri.

Bagi PT Len Industri, sebenarnya ada dua produk lagi yang masuk dalam buku 100 Karya Keinsinyuran Indonesia, yaitu IPP PLTS Kupang 5 MWp dan produk pertahanan CMS (Combar Management System) yang sudah diterapkan di delapan buah Kapal KRI.(wn)