Bali Towerindo perkuat bisnis data center

JAKARTA (IndoTelko) - PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) memperkuat bisnis data center dengan meresmikan infrastruktur pusat data dengan merek dagang Balifiber di Jakarta

"Didukung teknologi berstandar Internasional, Balifiber Data Center merupakan solusi atas kebutuhan penyimpanan data yang aman, handal dan ekonomis, khususnya bagi pelanggan korporasi atau pusat bisnis bagi para tenan," ujar Head of Product Balifiber, Yustinus Angga dalam keterangan, kemarin.

Pemilihan lokasi Balifiber Cata Center yang berada di kawasan premium dan aman di tengah kota, tepatnya di Batu Ceper, Jakarta Pusat, dapat memudahkan pelanggan Balifiber Data Center untuk mengakses ke lokasi dan fasilitas publik disekitarnya.

Soal kualitas, Balifiber Data Center telah meraih sertifikasi TIA-942 Rated 3 dari INIXINDO. Ini membuktikan kesungguhan Balifiber Data Center dalam menyediakan fasilitas dan kualitas layanan terbaik bagi pelanggan.

Dari sisi konektivitas, Balifiber Data Center menggunakan  layanan komunikasi data milik sendiri yaitu Balifiber. Hal tersebut menunjukkan dan menguatkan pelayanan Balifiber dalam memberikan solusi secara menyeluruh kepada berbagai pelanggan korporasi di Indonesia.

"Mulai dari layanan komunikasi data sampai penyimpanan data yang aman dan handal, kami sediakan untuk memudahkan aktivitas bisnis para klien," kata Angga.

Kinerja
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), di kuartal tiga 2018, Bali Towerindo Sentra membukukan kenaikan pendapatan usaha 42% menjadi Rp 328,47 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya.  

Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan beban pokok pendapatan yang naik 50% year on year menjadi Rp 129,17 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Laba bersih BALI tercatat naik cukup pesat menjadi Rp 43,81 miliar atau naik 78% dari periode yang sama di tahun 2017. Sementara total aset BALI pada September 2018 naik 21% menjadi Rp 2,94 triliun. Sementara pada akhir tahun lalu, total aset perusahaan sebesar Rp 2,42 triliun atau naik 42% dari periode yang sama di tahun 2016.

Ekuitas BALI pada periode September 2018 ini ikut naik 22% sebesar Rp 1,38 triliun dibanding akhir tahun 2017. Sementara di akhir tahun sebelumnya, ekuitas perusahaan naik 62% menjadi Rp 1,13 triliun. Liabilitas BALI juga naik 22% menjadi Rp 1,56 triliun pada September tahun ini. Adapun pada akhir tahun 2017, liabilitas perusahaan sebesar Rp 1,28 triliun atau naik 28% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tahun ini, perseroan bakal semakin agresif untuk berekspansi fiber optik dengan menargetkan dapat menembus 100.000 home pass. Home pass sendiri berarti jumlah unit rumah atau satu unit apartemen yang dapat dilayani oleh fiber optic tersebut.

BALI sejauh ini dikenal dengan bisnis tower yang menyewakan menaranya untuk operator seluler, fiber optic ditujukan kepada end user. Tahun ini sudah terpasang 40 ribu home pass dan dengan jumlah yang terpasang itu.

Belanja modal yang dikeluarkan BALI untuk fiber optic di tahun ini sekitar Rp 400 miliar. Jumlah itu merupakan 50% dari total rencana belanja modal perusahaan tahun ini sebesar Rp 800 miliar. Adapun fokus BALI membangun fiber optic adalah di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bali, Surabaya, dan Malang.

Hingga Juni 2018, perusahaan telah membangun 400 menara baru dengan target 1.000 menara baru pada tahun ini. Hal tersebut menjadikan jumlah total menara yang dimiliki BALI sebanyak 1.625 menara.(dn)