Passpod bidik dana Rp 40 miliar dari IPO

Direktur Utama Passpod Hiro Whardana usai Public Expose tentang rencana pelepasan 34,21% saham ke publik.(ist)

JAKARTA (IndoTelko) -  PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) membidik dana segar sekitar Rp 40 miliar dari aksi penawaran saham perdana atau  Initial Public Offering (IPO) yang akan digelar tahun ini.

Direktur Utama Passpod Hiro Whardana mengunngkapkan, rencana pencatatan saham akan resmi dilakukan pada akhir tahun 2018.

Menggunakan buku keuangan April 2018, Passpod mengumumkan akan melepas sebanyak-banyaknya 130 juta lembar saham biasa atau setara 34,21% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan dengan nilai nominal yang sebesar Rp 100 per lembar saham. Saham yang ditawarkan tersebut akan memiliki harga penawaran Rp 250 sampai dengan Rp 375.

PT Sinarmas Sekuritas dalam hal ini bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.

“Melalui jumlah di atas, kami menargetkan dana terkumpul sekitar Rp 40 Miliar. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana ini rencananya akan kami alokasikan untuk pengembangan bisnis, research and development (R&D) aplikasi, dan modal kerja dalam bentuk penambahan unit modem serta power bank,” ucap Hiro dalam keterangan, kemarin.

Passpod mengalokasikan dana IPO  sebesar 68,10% untuk pengadaan billing management system dan perangkat SIM bank. Sedangkan sebesar 3,69% digunakan untuk research and development (R&D) aplikasi berupa penambahan beragam fitur. Adapun sisa dana sebesar 28,21% akan digunakan untuk modal kerja berupa pembelian modem dan power bank.

Dalam paparan publiknya, perusahaan secara bersamaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 78 juta Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 500,- sampai dengan Rp 750,- yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan 5 saham baru berhak memperoleh 3 waran.

“Selain itu dana perolehan Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, terutama digunakan untuk pengembangan usaha ke negara lain (go regional),” tambah Hiro.

Bidang usaha Passpod yang memiliki pangsa pasar spesifik membuat Perusahaan optimis model bisnisnya mampu menjadi solusi atas tantangan yang kerap dihadapi outbound traveler Indonesia dalam perjalanannya ke luar negeri.

Penyewaan modem internet 4G yang diusung Passpod sebetulnya adalah fondasi dari banyak sekali pilar-pilar bisnis yang akan muncul di masa mendatang.

Ketika kebutuhan konektivitas traveler sudah terpenuhi, tentunya akan muncul kebutuhan lain-lain yang bisa diakomodasi. Misalnya, membeli tiket masuk atraksi on the spot dengan mata uang Rupiah, bisa lewat aplikasi Passpod.

Setelah IPO, ada beberapa layanan yang akan disediakan Passpod di masa mendatang — selain peminjaman modem wifi — yaitu antara lain menyediakan tiket event, itinerary builder, eCommerce, asuransi perjalanan, dan lain sebagainya.

Dengan bidang usaha di Digital Travel, Passpod memiliki tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity.

Tiga segmen usaha ini diyakini Perusahaan mampu menyediakan beragam inovasi dan solusi yang relevan seiring kenaikan tren traveling masyarakat Indonesia.

Menurut laporan Mastercard Future of Outbound Travel in Asia Pacific 2016-2021, Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan outbound travel terbesar di Asia, yaitu sebesar 8,6% per tahun, setelah Myanmar sebesar 10,6%, dan Vietnam 9,5%.

Melalui segmen global connectivity, data internal Passpod mencatat, sepanjang tahun 2017 jumlah pengguna modem Passpod telah mencapai 100 ribu orang dengan total sewa 32.420 hari.

Menggunakan teknologi virtual SIM, modem Passpod mampu memberikan jaringan internet 4G yang mudah yang bisa diakses ke lebih dari 70 negara di dunia seperti AS, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah.(wn)