Bersiap untuk revolusi tempat kerja

JAKARTA (IndoTelko) -Banyak perusahaan di Asia Pasifik sudah menjalani transformasi digital. Tapi apa langkah selanjutnya?

Seperti banyak yang diketahui pemimpin bisnis, tempat kerja saat ini terlihat sangat berbeda dari, misalnya, 10 tahun lalu.

Seperti riset dari Deloitte, pertumbuhan kemampuan teknologi saat ini, peningkatan kekuatan komputasi, dan konektivitas Internet, telah mengubah cara pekerja dan perusahaan beroperasi.

Perusahaan sudah menyadari keperluan untuk memahami dan fasih teknologi agar dapat selamat di tengah evolusi pegawai dan permintaan pelanggan. Kebutuhan untuk menjalani transformasi digital menjadi prioritas pemimpin bisnis, bahkan 92% dari bisnis global sudah merencanakan berbagai inisiatif untuk mewujudkan transformasi tempat kerja.

Untuk mendapatkan daya saing dan tetap terdepan di tren ini, perusahaan perlu berusaha keras, bukan hanya menjadi ‘digital’. Pembicaraan sudah bergeser dari keperluan menjadi digital, menjadi kebutuhan menjadi cerdas atau smart. Studi menunjukkan lebih dari 50% pegawai berharap dapat bekerja di tempat kerja yang cerdas dalam lima tahun ke depan.   

Perusahaan terus berkutat di kata ‘cerdas’, tapi sebenarnya bagaimanakah tempat kerja yang cerdas itu?

Tempat kerja yang cerdas mengedepankan produktivitas melalui kolaborasi, di mana pun pegawainya berlokasi, terutama dengan memanfaatkan teknologi. Dengan begitu, perusahaan perlu berinvestasi di teknologi yang dapat memberdayakan tenaga kerja, jika mereka ingin tetap kompetitif dan menarik tenaga kerja terbaik.

Namun, menjadi cerdas bukan hanya inovasi semata. Solusi bisnis yang cerdas bukannya melakukan gebrakan, tapi mampu mengatasi kesulitan sistem yang sudah ada.

Kantor atau tempat kerja yang cerdas biasanya memiliki sistem terintegrasi dengan banyak perangkat dan layar yang bekerja bersamaan, sehingga dapat membebaskan pegawai secara intuitif, efisien, dan aman, dari kesulitan teknologi, dan mereka pun bisa fokus mengerjakan tugas yang lebih penting.

Memiliki tempat kerja yang cerdas sangatlah penting, karena merupakan kunci untuk mendorong kolaborasi intelijen dan memperkuat mobilitas tenaga kerja.

Bisnis di dunia digital saat ini tidak hanya perlu mewujudkan kolaborasi, tapi mereka membutuhkan kolaborasi intelijen untuk berhasil. Kantor yang cerdas membantu untuk mendorong kolaborasi ini, yang dapat memberikan dampak signifikan pada lapisan bawah perusahaan.

Memungkinkan terjadikan rapat-rapat yang lebih ceras untuk kolaborasi yang lebih baik adalah pilar tempat kerja yang siap menyongsong masa depan.

Solusi ruang rapat yang cerdas berarti memastikan ruangan tersebut mudah digunakan, meskipun jika peserta rapatnya terkoneksi dengan peserta lain di luar ruangan.

Dengan kemampuan untuk mengadakan rapat yang sederhana dan efisien, peserta rapat pun dapat lebih fokus meningkatkan kreativitasnya atau bertukar ide, sehingga rapat tersebut pun menelurkan hasil yang maksimal. Bahkan tiga dari lima pegawai percaya teknologi bisa membuat rapat tatap muka menjadi tidak penting lagi.

Menjadi cerdas juga berarti memiliki perangkat yang dapat beradaptasi dan merespon platform komunikasi pilihan perusahaan, baik itu Skype for Business, Zoom, atau BlueJeans. Berbagai perusahaan sudah berinvestasi untuk teknologi kolaborasi.

Akan ada permintaan yang meningkat untuk teknologi ruang rapat dalam 2-3 tahun ke depan, dengan perusahaan diharapkan berinvestasi sebesar US$100 miliar untuk teknologi kolaborasi di tahun 2020 mendatang.  

Dengan begitu, penting sekali memilih solusi di mana pengguna dapat dengan cepat terkoneksi dan sharing secara simultan dari perangkat apa pun, dengan kabel atau nirkabel, di mana pun lokasinya, terutama dengan tenaga kerja mobile masa kini.

Dengan arus tenaga kerja yang mengglobal dan kekuatan cloud, tempat kerja cerdas bukan hanya ruang fisik. Tempat kerja bisa jadi online, kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

Dalam hasil riset “Global Mobile Workforce Forecast Update 2016-2022” oleh Strategy Analytics, diprediksikan dalam empat tahun ke depan, sebanyak 1.87 juta orang di seluruh dunia akan menjadi pegawai mobile, memakan 42.5% total tenaga kerja global.

Di Asia, kemajuan teknologi dan angkatan kerja muda yan meningkat berarti perusahaan akan melihat jumlah tenaga kerja mobile yang lebih besar.

Saat perusahaan masuk ke era cerdas, sebagian besar fokus mengarak ke aplikasi dan perangkat lunak. Namun perusahaan perlu ingat bahwa perangkat keras juga menjadi kunci dalam evolusi kantor cerdas. Bagaimana pun juga, perangkat keras dan perangkat lunak perlu sama-sama efektif.

Dalam kata lain, perusahaan perlu memprioritasnya membeli perangkat komputasi yang tepat. Untuk mendapatkan faktor mobilitas, perusahaan perlu berinvestasi di perangkat yang mengutamakan fleksibilitas, konektivitas, dan keamanan tanpa meninggalkan performa.

Strategi transformasi tempat kerja harus bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja, tapi juga memastikan bahwa bagian IT tidak boleh terbebani.

Dua area fokusnya adalah:
· Optimalisasi tempat kerja: Ini termasuk semuanya, dari perangkat yang digunakan hingga alat untuk berkolaborasi dan ruang rapat
· Pengurangan waktu downtime: Dengan perangkat, keamanan, perangkat lunak, dan layanan pendukung yang tepat, downtime yang minim akan menghasilkan tenaga kerja yang lebih bahagia, lebih aktif, dan lebih produktif

Pegawai sudah melihat ke depan; hampir setengah (46%) dari tenaga kerja masa kini melirik augmented atau virtual reality (AR/VR) untuk bekerja lebih baik di tempat kerja[5]. Kemungkinan besar bisnis akan memanfaatkan AR/VR untuk berkolaborasi di berbagai proyek atau hadir di rapat dari tempat berbeda.

Machine learning atau pembelajaran mesin juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pegawai. Bayangkan bekerja di kantor di mana lampunya bisa diterangkan atau diredupkan sesuai dengan jadwal pegawai, dan voice assistant di ruang rapat dapat dimanfaatkan dalam diskusi dan mencatat, mengatur rapat selanjutnya, atau mengirim reminder.

Kini teknologi seperti memori  Intel Optane sudah bisa beradaptasi pada pola kerja penggunanya dan mengidentifikasikan bagaimana memberikan performa yang lebih tinggi tanpa mengganggu kapasitas storage.

Ini menghasilkan aplikasi yang lebih cepat, misalnya saat menjalani berbagai deck presentasi tanpa crash, dan laptop yang lebih responsif untuk tugas sehari-hari, mengakselerasi produktivitas.

Untuk sekarang, mulai dari memahami ke mana arah perusahaan dan mewujudkan kebutuhan infrastrukturnya. Kemudian, cari mitra teknologi yang bisa menyediakan pelayanan end-to-end untuk membantu menavitasi kedua solusi dan pelayanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan bisnis.(pg)