BLANJA.com siap bawa BUMDes naik kelas

Aulia E Marinto.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) – BLANJA.com bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan komitmen bersama yang dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk UKM Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“BUMDes seperti anak yang baru lahir seiring kelahiran UU Desa No.6 tahun 2014 yang dijalankan pemerintah Joko Widodo. Sampai saat ini, sudah ada 32.000 lebih BUMDes yang tersebar di seluruh Indonesia. Bersinergi dengan marketplace BLANJA.com merupakan pintu masuk bagi para UKM BUMDes untuk bisa mengembangkan potensinya sehingga bisa meningkatkan perekonomian serta harkat dan martabat Desa,” tutur Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi, kemarin.

CEO BLANJA.com, Aulia E. Marinto menjelaskan, sebagai eCommerce milik pemerintah, BLANJA.com mengambil peran sentral sebagai agen pembangunan untuk mendorong keberhasilan daerah tertinggal melalui penguatan digitalisasi produk lokal. Bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, meluncurkan program “Pemberdayaan Masyarakat Desa Mengenai E-Commerce (Go Online)” yang pertama kali kami lakukan di Pandeglang, Banten pada 17 April lalu dan berhasil mengonlinekan lebih dari 50 UKM BUMDes.

“Komitmen BLANJA.com terhadap UKM kami wujudkan melalui laman khusus Asli Indonesia. Inilah kenapa kita sangat intens untuk mengangkat produk lokal. Harapannya, BLANJA.com adalah ‘Hilir’nya untuk memasarkan UKM, dan Kemendesa PDTT menjadi ‘Hulu’nya untuk mempersiapkan UKM BUMDes, contohnya Chanting Pradana,” tambah Aulia.

Hal ini sesuai dengan visi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ingin membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Visi tersebut tertuang dalam Nawacita ketiga. Komitmen tersebut sekaligus mencerminkan perhatian pemerintahan saat ini yang memprioritaskan pembangunan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).Daerah tertinggal, terdepan dan terluar adalah wajah depan Indonesia yang harus diperbaiki dan didorong kemajuannya, sebagai perwujudan bahwa negara hadir dan melindungi segenap warga.

Indonesia merupakan ‘Pasar Besar’ untuk menjadi sasaran pemasaran hasil produk unggulan daerah secara online, termasuk produk unggulan di daerah tertinggal. Melalui pengembangan digital ekonomi, masyarakat di daerah tertinggal dapat langsung berjualan secara online melalui BLANJA.com sehingga bisa membuka link antara desa-desa di daerah tertinggal dengan kota pusat pertumbuhan melalui teknologi informasi.(wn)