Kinerja industri seluler di kuartal pertama diperkirakan suram

Aktifitas penjualan kartu perdana seluler.(dok)

BANDAR LAMPUNG (IndoTelko) - Kinerja pemain seluler di tiga bulan pertama tahun 2018 diperkirakan akan suram karena terimbas pengetatan registrasi prabayar berbasis Nomor Induk Kependudukan (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Semua pemain terkena dampak dari registrasi prabayar berbasis NIK dan KK. Ini kan sekarang sedang cleansing dan tata ulang niaga kartu perdana. Kalau ada yang kinerjanya (operator) masih kinclong di kuartal pertama seperti masa lalu, itu harus diperhatikan angka-angka kinerjanya," ungkap Presiden Direktur & CEO Indosat Joy Wahjudi kala temu media di Lampung, kemarin.

Joy mengatakan, Indosat sendiri sudah mengeluarkan sinyal ke analis untuk kinerjanya bisa dalam kisaran low single digit growth di tahun ini. "Ya salah satunya pasti dari penjualan kartu perdana agak lambat, kan model bisnisnya diubah sekarang. Kita sedang tawarkan model bisnis baru ke mitra selain mencari "mainan" baru untuk mesin pertumbuhan," katanya. (Baca: Dampak registrasi prabayar)

Diungkapkannya, saat ini Indosat sudah mengubah aturan main dengan para mitra outlet atau distributor terkait penjualan kartu perdana. (Baca: Pelanggaran registrasi)

"Kita tekankan tak boleh lagi ada yang main-main aktivasi menggunakan NIK bukan dari pengguna. Kalau mau paket data tetap aktif di kartu perdana, kita akan bantu mitra untuk pengisiannya. Tetapi soal aktivasi di pengguna akhir, serahkan ke penggunanya agar NIK benar-benar yang asli," katanya.

Menurutnya, perubahan pola "aktivasi" di tataran outlet ini butuh edukasi karena di masyarakat sudah terlanjur ada kebiasaan membeli kartu perdana ketimbang mengisi paket data.

"Orang kan sekarang pakai data, tetapi yang dibeli itu kuota bukan nomor. Outlet pun doyan jualan kartu perdana dengan diisi paket data karena marjin lumayan, sekitar 10%. Nah, sekarang mau kita ubah aturan main dengan pola tadi, harapannya si outlet jadi gak kuatir dengan target dan nomor hangus. Operator pun harus pelan-pelan dorong pelanggan ke isi ulang pulsa, jangan pakai-buang perdana lagi," ulasnya.

Masih menurut Joy, perubahan dari model penjualan di pasar ini sudah menjadi komitmen dari semua operator. "Ini semua sekarang sedang konsentrasi membersihkan yang registrasi tak benar kemarin. Per 1 Mei, semua akan berubah model bisnis perdana di pasar seperti yang saya paparkan tadi. Semoga ini bikin industri lebih baik," tukasnya.

Sebelumnya, kala Panja Pengamanan Data Pribadi Komisi I (Panja) melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen PPI Kemkominfo dan Dirjen Dukcapil Kemendagri, terungkap setiap tahun katanya ada inefisiensi Rp10 triliun dari praktik pakai-buang kartu perdana.(dn)