Ini waktu yang dihabiskan konsumen di eCommerce

Shopee menjadi e-Commerce favorit di Indonesia (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Laporan Digital In 2017 Growth Overview menyatakan secara statistik, masyarakat Indonesia menghabiskan waktu sekitar 3 jam 16 menit per hari untuk media sosial.

Jika masyarakat Indonesia menghabiskan waktu begitu banyak untuk berselancar di media sosial, berapakah waktu yang digunakan masyarakat untuk mengunjungi toko online?

Meta-search engine iPrice Group menurunkan laporan tentang rata-rata waktu yang dihabiskan konsumen Indonesia saat mengunjungi toko online. Berikut temuannya:

Rata-rata waktu
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penggunaan internet tercepat selama tahun 2017. Dari laporan ini kemudian memunculkan pertanyaan, dari jumlah pertumbuhan itu apakah orang Indonesia menggunakannya dalam bertransaksi online?

iPrice melakukan riset dengan menggumpulkan data “Time on Site” dari SimilarWeb yang menghitung waktu kunjungan dari 30 toko online yang beroperasi di Indonesia.

Daftar toko online ini berasal dari data Peta E-commerce iPrice yang dibuat Maret 2017 lalu.

Data dari 30 toko online yang dihimpun menemukan rata-rata konsumen Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 4 menit 9 detik dalam sekali kunjungan ke situs belanja online.

Riset ini juga menunjukkan toko online Shopee, Mapemall, dan Berrybenka mampu membuat pengunjung betah berlama-lama di situs mereka selama lebih dari 5 menit.

Rata-rata waktu kunjungan Shopee adalah 9 menit 34 detik, Mapemall sebanyak 8 menit 2 detik, dan Berrybenka menyusul di bilangan 6 menit 39 detik.

Sedangkan dari daftar 30 toko online tersebut, waktu paling singkat yang dihabiskan pengguna saat mengunjungi toko online adalah 1 menit 45 detik.

Alasan
Rata-rata waktu kunjungan pengguna (average time on site) sering digunakan untuk mengukur seberapa bagus konten yang terdapat dalam sebuah website.

Tidak heran kan bila masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam lebih dalam satu hari untuk bermain media sosial.

Hal ini dikarenakan konten-konten menarik yang selalu disuguhkan oleh platform tersebut.

Search engine Bing menyatakan rata-rata waktu kunjungan website dianggap baik jika pengguna menghabiskan waktu paling tidak semenit atau dua menit.

Waktu kunjungan di bawah satu menit menandakan situs tersebut tidak memberikan konten yang pengguna inginkan. Sedangkan waktu kunjungan melebihi dua menit dianggap sangat baik (outstanding) karena tanda pelanggan mengonsumsi konten dalam waktu yang lama.

Saat ini hampir semua toko online di Indonesia memiliki time on site yang baik. Rata-rata time on site yang cukup tinggi juga menandakan ketatnya persaingan eCommerce di Indonesia.

Kini masing-masing toko online berlomba-lomba menarik kunjungan pelanggan dengan menyuguhkan konten yang relevan dengan tujuan terjadi transaksi online di situs mereka.

Berdasarkan pengamatan iprice sebagai user, konten yang lengkap dan tampilan yang menarik menjadi salah satu faktor penting yang membuat pengguna nyaman berbelanja dan betah berlama-lama di sebuah website.

Terlihat dari kelima besar website yang memiliki rata-rata waktu kunjungan di atas rata-rata. Seperti Shopee, Mapemall, Berrybenka, Tokopedia, dan Zalora.

Peringkat pertama adalah Shopee. Marketplace C2C yang satu ini memang memiliki pertumbuhan yang pesatsepanjang 2016. Salah satu kelebihan Shopee adalah jumlah dan ragamnya produk dengan harga yang amat bersaing. Banyaknya produk membuat pengguna dengan leluasa mencari-cari barang yang diinginkan hingga akhirnya melakukan transaksi.

Banyaknya produk Shopee juga akibat pertumbuhan seller yang kian hari semakin banyak untuk menawarkan barang dagangan bagi konsumen. Selain itu promosi ongkos kirim gratis juga disinyalir menarik pengguna untuk datang dan melihat-lihat barang yang diinginkannya di website Shopee.

Fesyen
Jika Anda amati, lima besar toko online yang memiliki waktu kunjungan terlama didominasi oleh kategori fashion, yakni Mapemall, Berrybenka, dan Zalora.

Temuan ini menunjukkan fashion adalah kategori konten yang paling menarik untuk membuat pelanggan betah dan nyaman berada saat mengunjungi toko online.

Dilihat sekilas, halaman homepage Mapemall, Berrybenka, dan Zalora selalu disuguhi konten dan foto model ciamik bak editorial Vogue.

Selain itu, halaman product listing mereka juga tidak main-main. Setiap produk fashion yang dijual benar-benar difoto menggunakan studio profesional, lengkap dari semua sisi. Termasuk juga model-model yang digunakan memberikan impresi kepada pelanggan betapa stylish-nya produk fashion yang dijual.

Konten dan foto yang baik tentu memberikan estetika halaman website yang juga mempengaruhi seberapa lama pelanggan mengunjungi sebuah situs belanja online. Selain konten, terdapat juga faktor-faktor teknis lain yang membuat pelanggan menghabiskan waktu cukup lama.

Seperti interface website yang mudah dipahami, user experience yang memuaskan, kecepatan situs saat loading, dan lain-lain.

Transaksi online
Pertanyaan lain yang muncul ketika berbicara rata-rata waktu yang dihabiskan saat mengunjungi situs toko online adalah apakah lamanya waktu kunjungan sebuah website menunjukkan banyaknya transaksi?

Jawabannya belum tentu. Jika dibandingkan dengan negara Singapura yang merupakan konsumen belanja online nomor satu di Asia Tenggara, rata-rata waktu sekali kunjungan mereka di situs online juga sekitar 4 menit 22 detik).

Hal ini menunjukkan bahwa lama waktu kunjungan pelanggan di toko online belum tentu menandakan terjadinya transaksi online.

Riset Nielsen tahun 2014 menunjukkan 80% perilaku konsumen Indonesia masih menggunakan situs toko online untuk melihat review produk yang diinginkan sebelum membelinya secara offline.

Hal ini disebabkan masih banyak konsumen Indonesia yang belum percaya dengan sistem transaksi online dan memberikan informasi kartu kredit mereka.

Riset SingPost di tahun 2014 juga menyatakan baru sebanyak 5,9 juta dari 83 juta pengguna yang melakukan belanja online. Angka ini sekilas terlihat banyak tapi sebenarnya baru 8% saja dari total jumlah populasi pengguna internet di Indonesia.

Meskipun begitu, angka ini tumbuh seiring dengan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Di tahun 2017, Gubernur BI Agus Martowardojo mengkonfirmasi peningkatan jumlah pengguna internet Indonesia yang berbelanja online mencapai 24,73 juta orang.

Bank Indonesia juga melansir jumlah transaksi belanja online  mencapai Rp75 triliun di tahun lalu.

Angka tersebut memang terlihat fantastis, namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menikmati manfaat dari revolusi ekonomi digital. Hal ini terlihat dari rasio antara jumlah pengguna internet dan jumlah penduduk yang masih rendah, yakni sekitar 51%.

Rasio tersebut masih relatif jauh di bawah negara-negara tetangga, seperti Malaysia yang sebesar 71% dan Thailand 67%.

Meskipun begitu, angka ini merupakan potensi pasar online yang perlu digenjot oleh berbagai sektor, terutama pemerintah dalam berinvestasi di bidang teknologi informasi yang masih tergolong rendah.

Investasi infrastruktur dalam bidang Teknologi Informasi tentunya akan meningkatkan penggunaan internet masyarakat Indonesia yang berujung peningkatan transaksi online.(id)