AP II mulai monetisasi digitalisasi menjadi "Cuan"

Muhammad Awaluddin (dok)

TANGERANG (IndoTelko) – PT Angkasa Pura II (AP II) mulai meningkatkan level permainan digitalisasi yang telah digulirkannya sejak tahun lalu dari memberikan peningkatan layanan ke pengguna bandara menjadi salah satu mesin uang yang mendatangkan cuan bagi kocek pengelola 13 bandara di tanah air itu.

“Konsep Smart Airport melalui digitalisasi di bandara AP II saat ini sudah tidak lagi hanya pada improving customer experience dan increasing operating efficiency, namun lebih dari itu kini sudah mulai masuk ke new revenue stream. Digitalisasi yang mulai masuk fase new revenue stream di AP II ini memang baru tumbuh yang kami targetkan pendapatan dapat mencapai Rp35 miliar pada 2018, namun akan memiliki prospek sangat baik ke depannya dalam mendukung pendapatan perusahaan,” ungkap Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dalam keterangannya, kemarin.  

Awaluddin optimistis bisnis digital ini akan berkembang pesat setelah melakukan berbagai pertimbangan dari berbagai sisi yakni melihat pertumbuhan pasar, kemampuan perusahaan, serta keunggulan industri itu sendiri. "Kami telah melakukan analisis, AP II memiliki peluang besar untuk meraih pendapatan dari bisnis baru yaitu Airport e-payment, Airport Big Data, dan Airport e-commerce,” jelasnya.

Airport e-payment system yakni layanan pembayaran non-tunai di lebih dari 800 tenant yang berada di bandara-bandara AP II. Layanan ini bekerjasama dengan pihak ketiga seperti dilakukan saat ini dengan Telkomsel melalui TCash, lalu ke depanya Go-Pay, dan akan menyusul beberapa merek lainnya.

Konsep Smart Airport juga menyentuh layanan e-boarding pass bagi maskapai-maskapai yang beroperasi di bandara AP II. Layanan ini secara perdana akan dimanfaatkan oleh Garuda Indonesia, di mana nantinya pemilik tiket Garuda bisa mendapatkan e-boarding pass di smartphone melalui aplikasi Indonesia Airports yang dikelola oleh AP II.

Selain itu, konsep Smart Airport yang diusung AP II juga akan memudahkan atau memberikan lebih banyak pilihan transportasi darat bagi penumpang pesawat, misalnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah tersedia booth bagi penumpang pesawat untuk memesan transportasi online GrabNow.

Penerapan Smart Airport melalui digitalisasi di bandara AP II menggunakan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai pilot project karena infrastruktur yang sudah mendukung di samping bandara ini merupakan yang terbesar dan tersibuk di Indonesia.

Adapun sejumlah fasilitas berbasis digital yang sukses diterapkan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta kini juga sudah diimplementasikan di bandara lain seperti Bandara Internasional Silangit, meskipun memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar, namun telah dilengkapi e-payment untuk pembelanjaan di tenant komersil, bus ticketing vending machine, tourism information kiosk, smart baggage, self check-in kiosk, airport bus schedule display, dan sebagainya.

BIG DATA
Dalam waktu dekat, AP II juga secara resmi memasuki bisnis Big Data melalui kerjasama dengan mitra usaha. Bisnis ini akan memanfaatkan besarnya potensi data pergerakan penumpang sekitar 100 juta orang pada tahun 2017 yang dimiliki AP II menjadi lebih bernilai sehingga menciptakan lini bisnis atau pendapatan baru.

"Di era sekarang, data merupakan aset baru dimana penguasaan terhadap data dan kemampuan mengekstraksi data menjadi informasi yang bernilai memiliki manfaat cukup besar. AP II mempunyai data terkait dengan penerbangan yang begitu cepat berubah atau terbarui serta sangat beragam. Diperlukan pengelolaan data dan sistem analisis yang kompleks agar data mentah tersebut dapat menjadi lebih bernilai. Secara umum, data tersebut dapat meningkatkan nilai industri nasional, baik itu industri penerbangan, industri pariwisata, komersil, dan lain sebagainya," papar Muhammad Awaluddin.

Dapat diinformasikan juga bahwa pengembangan digitalisasi di bandara-bandara AP II mengikuti pengembangan yang dilakukan perusahaan secara fisik baik itu di sisi udara (perluasan apron, pengembangan runway, taxiway, dan sebagainya) serta di sisi darat (pembangunan terminal, fasilitas pendukung, dan sebagainya).

Melalui tiga elemen tersebut yakni kehandalan sistem teknologi informasi, kapasitas memadai di sisi udara dan sisi darat, maka bandara-bandara AP II akan mampu berada sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya.(ad)