Jejak Telkomcel bangun seluler di Timor Leste

Dedi Suherman (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Tak terasa operator Telkomcel telah menginjak usia lima tahun pada 17 September lalu di Timor Leste.

Telkomcel atau Telekomunikasi Indonesia (TL) SA berdiri sejak 17 September 2012 dan resmi beroperasi pada 17 Januari 2013 adalah anak perusahaan Telekomunikasi Indonesia International (Telin).

Telkomcel adalah sayap bisnis internasional milik Telkom Grup yang memiliki full lisence mobile Network Operator di Timor Leste, negara tetangga Indonesia yang berbatasan langsung dengan propinsi NTT di pulau Timor. (Baca: HUT Telkomcel)

“Bulan September 2017 selalu menjadi istimewa bagi Telkomcel. Tak terasa tahun ini kami sudah menginjak usia ke-5," ungkap Chief Executive Officer  Telkomcel Dedi Suherman kepada IndoTelko, Senin (18/9).

Diungkapkannya, sepanjang lima tahun membangun layanan seluler di Timor Leste banyak hal telah dilakukan operator ini.

Dimulai pada 2012 dimana Network Deployment dimulai dengan mengejar target melayani populasi 85% dari sekitar 11 distrik. Pada 2012 juga Telkomcel bergabung dalam Bridge Alliance untuk mendukung layanan internasional roaming.

Pada 27 Maret 2013, Telkomcel berhasil menembus 50 ribu pelanggan dan mulai menggenjot layanan Value Added Service melalui   kerjasama dengan MelOn.

Di Agustus 2013, kerja sama interkoneksi dengan Timor Telecom dimulai. Di bulan sama, Telkomcel memiliki 87ribu pelanggan  dengan jangkauan jaringan secara nasional di 13 distrik, yang akhirnya 85% populasi telah terjangkau.

Pada Jul1 2014, Telkomcel ditunjuk sebagai Telecommunication Official Partner KTT CPLP 2014 di Timor- Leste. Di tahun sama diresmikan Plaza Telkomcel di Distrik Oecusse yang melengkapi kehadiran plaza-plaza Telkomcel di seluruh Distrik. Pada tahun ini juga Telkomcel meluncurkan layanan pascabayar.

Di tahun 2014, banyak properti dibangun, mulai dari Gedung Telkomcel Data Center pertama di Timor Leste dan Telkomcel Tower Christmas Light yang pertama dan tertinggi di Timor Leste.

Pada 2015, Telkomcel mulai bermain remittance dengan BNCTL, dan di tahun ini juga mulai mencatat EBITDA positif.

Pada 2016, Telkomcel ikut dalam peluncuran Timor- Leste Internet Exchange Point (TLIX) dan meresmikan Mini Plaza Telkomcel di Sub Distrik Maubisse. Selain itu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dilakukan dengan mengirimkan Manager Lokal untuk mengikuti International Kursus Pimpinan (SUSPIM) I TELIN 2016.

Di 2016, sejumlah aksi korporasi dilakukan seperti bersama Bank Mandiri meresmikan “Mandiri Smart Banking System & Mandiri Mobile Banking. Ada juga kerjasama TekomcelL dan BNCTL untuk proyek CCTV Sistem di seluruh 13 kantor BNCTL di Timor-Leste. Ada juga peresmian Official Timor-Leste News Agency.

Tumbuh
Lebih lanjut Dedi mengatakan sejauh ini Telkomcel telah memiliki 450 ribu pelanggan dari 1,2 juta populasi penduduk Timor Leste. Hal ini artinya sekitar 37,5% pasar seluler Timor Leste sudah dikuasai oleh Telkomcel.

Dari sisi infrastruktur, telah ada  260 BTS (123 eNodeB 3G dan 137 2G). Dimana lebih dari 50% dari energi yang digunakan untuk menghidupi BTS dengan solusi energi Green yang menggunakan Solar cell dan Fuelcell energi.

Di Timor Leste, Telkomcel mendapatkan lisensi di rentang frekuensi 850 Mhz, 900 Mhz, 1800 MHZ dan 2,1 GHz. Saat ini telah menggelar 3G di 850 MHz dan 2,1 GHz. Sementara 4G digelar di 1.800 MHz. Lisensi diberikan untuk masa 15 tahun.

"Kita akan gelar 4G di Dili di bulan ini sebagai kado HUT ke-5," pungkasnya.

Dirgahayu Telkomcel!(dn)