Hijrah ke layanan data tak terbendung

Tak terasa bulan suci Ramadan sudah meninggalkan umat muslim dan hari kemenangan Idul Fitri pun kita rayakan pada 25 Juni 2017.

Salah satu tradisi yang tak bisa dilepaskan bagi masyarakat Indonesia dalam menyambut hari lebaran adalah berkirim pesan melalui telepon seluler ke para kerabatnya.

Berkirim pesan ini sudah menjadi tradisi dan berevolusi. Jika sebelum ada telepon seluler, telegram, surat, dan kartu ucapan menjadi andalan untuk berkirim ucapan selamat lebaran.

Ketika telepon seluler mulai berkembang, SMS dan layanan suara menjadi pilihan. Ketika era smartphone mulai merambah empat tahun lalu, SMS dan suara mulai digeser oleh layanan data, terutama pesan melalui BlackBerry Messenger.

Puncak kejayaan berkirim pesan melalui aplikasi bisa dikatakan pada 2015. Dimana aplikasi perpesanan WhatsApp menjadi pilihan utama menggeser BlackBerry Messenger, setelah itu diikuti oleh aktivitas di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Perkasanya layanan data tentu tak bisa dilepaskan dari kehadiran layanan 4G serta maraknya aplikasi yang mendukung berkirim pesan untuk membuat pengirim dan penerima menjadi lebih interaktif. Ditambah perilaku dari pengguna smartphone di Indonesia yang sangat "sosial" dipastikan layanan data menjadi pilihan utama di masa perayaan Lebaran 2017.

Hal itu dibuktikan kala Menkominfo Rudiantara melakukan pengecekan langsung ke Network Operation Center (NOC) milik seluruh operator H-4 dan H-3 jelang Lebaran 2017.

Didapat kondisi bahwa dalam industri telekomunikasi saat ini yang terjadi trafik suara dan sms cenderung menurun, sementara trafik dan kapasitas data yang justru naik tajam. Kebutuhan data selama menjelang lebaran ini naik 20%.  

Kementerian Kominfo memang telah mendorong pola carrier aggregation yang netral dimana artinya jaringan secara regulasi bersifat netral secara teknologi maupun servicenya sehingga dapat dimanfaatkan tepat sesuai kebutuhan pengguna ke depan.

Langkah ini diambil mengantisipasi tren seluler memasuki era data itu semakin besar seperti snowball effect.

Layanan berbasis circuit switch (suara dan SMS) yang terus menurun tajam menjadikan kita berharap ke Kominfo agar mulai bicara regulasi untuk interkoneksi berbasis internet protocol (IP based), pentarifan yang transparan di layanan data, dan lainnya. (Baca: Interkoneksi)

Regulasi yang lebih "clear" untuk layanan data ini tak hanya akan menjamin adanya profitabilitas bagi operator, tetapi perlindungan bagi pelanggan.

Selamat merayakan Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin

@IndoTelko