Priceza ingin menjadi jawara "Shopping Search Engine"

Arrie Baskoro dan Titaz Permatasari (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Situs pembanding harga, Priceza, memasang target lumayan tinggi di tahun ayam api.

Situs yang mendapat suntikan dana dari Cyberagent Ventures dan Hubert Burda Media ini ingin menjadi jawara untuk segmen Shopping Search Engine di Indonesia.

"Kalau bicara target tentunya kita ingin menjadi nomor satu. Priceza sudah hadir sejak 2013 di Indonesia dan kita lihat 2017 ini adalah momentum bagi pemain seperti kami untuk lebih eksis di eCommerce tanah air," ungkap Business Development Manager Priceza Indonesia Arrie Baskoro kepada IndoTelko, pekan lalu.

Priceza saat ini telah beroperasi di 6 negara mulai dari Thailand, Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia dan Filipina. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang paling cepat pertumbuhannya dengan menyumbang 4,5 juta pengunjung setiap bulannya dimana ada 200 eCommerce dengan 39 juta produk terdaftar. Aplikasi Priceza telah didownload 500 ribu  di aplikasi di Android maupun iOS.
 
"Priceza menyediakan harga terendah dari suatu produk tanpa harus mengakses satu per satu situs web marketplace atau toko online tersebut," katanya.

Saat ini pengguna Priceza.co.id  didominasi dari Jakarta sekitar 37%, baru setelah itu Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar. Sedangkan dari sisi produk yang dicari, baju dan fashion masih menempati posisi teratas 24%, lalu disusul mobil dan aksesorisnya 22% (termasuk didalamnya motor), furnitur 10%, produk elektronik 7%, produk makanan dan kesehatan 6%, ponsel dan gadget 6%. persen, sisanya lain-lain. Sekitar 67 ribu pengguna Priceza aktif belanja di 200 toko online yang saat ini sudah bergabung di mesin pencari ini.

Dijelaskannya, sebagai situs pembanding harga kekuatan Priceza dari kompetitor sejenis adalah selalu menghasilkan pencarian sesuai kebutuhan pengguna, harga dan produk yang relevan, didukung komunitas yang kuat, serta konten bermutu.

"Kalau untuk strategi monetize kita punya dua yakni berbasis klik (cost per click) atau komisi (afiliate). Hingga saat ini sekitar 82%-85% dari total toko online yang saat ini kerja sama dengan Priceza menggunakan skema CPC. CPC artinya setiap klik pengunjung yang lari ke situs mereka baru mereka bayarkan fee-nya. Sedangkan afiliate, toko online akan membayar komisi dari setiap transaksi yang terjadi," ulasnya.

Partnership & Marketing Manager Priceza Indonesia Titaz Permatasari menambahkan, Priceza bisa diibaratkan sebagai Mall yang terdiri dari marketplace. "Kita tak pegang barang atau fasilitasi payment. Kita ini mendatangkan trafik ke mitra eCommerce. Pada 2016 nilai transaksi per tahun yang dihasilkan Priceza mencapai Rp 100 miliar," katanya.(dn)