Adopsi 4G, Ceria berubah menjadi Net1 Indonesia?

Logo Net1 Indonesia (@Net1id)

JAKARTA (IndoTelko) - PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) dikabarkan mengubah merek dagang Ceria menjadi Net1 Indonesia pasca dipilihnya teknologi 4G ketimbang Code Division Multiple Access (CDMA).

Dalam penelusuran IndoTelko di media sosial, akun twitter resmi Net1 Indonesia telah beroperasi sejak Maret 2017, begitu juga dengan halaman Facebook dengan nama yang sama.

Dalam profil di akun Twitter dinyatakan @Net1Id adalah akun Resmi Net1 - Internet Service Provider 4G LTE dengan Jangkauan Luas di pelosok manapun. Kicauan pertama dari akun ini dimulai 4 Mei 2017.

Sementara di halaman Facebook Net 1 Indonesia mulai diperkenalkan Net1 ARGO 4G Mobile WiFi Router dan LOG U-270 4G Fixed WiFi Router, untuk pelanggan  yang ingin memiliki akses internet 4G di rumah, di kantor, dan dimana pun.

Asal tahu saja, STI merupakan penyedia jasa telekomunikasi selular mobilitas penuh di Indonesia. STI adalah bagian dari Sampoerna Strategic Group. STI dikenal dengan nama Ceria sebagai kelanjutan dari PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel) dan PT Mandara Selular Indonesia (Mandara).

STI merupakan satu-satunya operator telekomunikasi di Indonesia yang beroperasi pada frekuensi 450Mhz dengan menggunakan teknologi CDMA2000 1x. STI memiliki lisensi mobilitas penuh dengan jangkauan nasional. Saat ini, jangkauan layanan STI meliputi pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok.

Pada Februari lalu, STI mengumumkan berhasil mengantongi izin untuk menggelar jaringan 4G LTE di frekuensi 450Mhz secara nasional. (Baca: STI ke 4G)

Keberanian Sampoerna Group menggarap 4G tak bisa dilepaskan dari masuknya investor AINMT. AINMT Holdings (AINMT), perusahaan induk dari AINMT Skandinavia Holdings dan AINMT International Holdings mengumumkan penandatanganan perjanjian untuk berinvestasi di STI pada bulan Januari 2016.

Dikutip dari situs TeleGeography mencatat bahwa kelompok AINMT mengoperasikan layanan 450MHz 4G LTE di Swedia, Norwegia dan Denmark di bawah net 1 dan ice.net merek, dan juga hadir di Filipina melalui unit jaringan 450MHz lain, Broadband Everywhere (BE).

Reaksi BRTI
Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi Kresna mengakui STI sudah mengembangkan jaringan 4G.  

“STI tidak perlu izin prinsip lagi, Uji Laik Operasi (ULO) diperlukan hanya  karena penerapan teknologi 4G. Izin penyelenggaraan STI sudah disesuaikan yang memberi kewenangan untuk menerapkan netral teknologi. Jadi setelah ULO, mereka sudah dapat operasional,” katanya kepada IndoTelko, Jumat (12/5).

Ketut mengakui, saat ini aturan untuk teknologi netral di 450 Mhz belum disahkan, “Benar belum ditetapkan, karena sekalian menetralkan 2.1 GHz dan 2.3 GHz yang akan ditender. Tapi dalam izin STI sudah ditetapkan hak STI untuk menggunakan netral teknologi. Jadi penetapan regulasi ini tidak akan menghambat  kesiapan operator untuk menggelar jaringannya,” tukasnya.

Ditegaskannya, hal ini menjadikan STI boleh mengkomersialkan layanan 4G. “Kalau soal brand dari Ceria ke Net1, regulator tidak pernah mengaturnya. Sama seperti brand misalnya Indosat: matrix, mentari, im3, BRTI tidak pernah mengaturnya. Soal investor baru, setahuku memang sebelum mereka mengajukan penerapan LTE, sudah ada perubahan kepemilikan saham,” pungkasnya.(dn)