Pemain eCommerce lebih agresif di 2017

ilustrasi

JAKARTA (IndoTelko) - Indonesia E-Commerce Association (idEA) melihat di tahun 2017 para pemain eCommerce lokal, regional, dan global mulai meningkatkan pola permainan mereka dan semakin inovatif.

Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA), Aulia E. Marinto menjelaskan tahun 2016 merupakan tahun yang penting bagi pelaku eCommerce di Indonesia dan Asia Tenggara yang memiliki total penduduk mencapai 600 juta orang.

“Ini tentu menjanjikan bagi raksasa-raksasa e-commerce global untuk berlomba-lomba memasuki pasar Asia Tenggara, sehingga menjadikan kawasan ini mencapai posisi keemasan dan strategis  dalam persaingan global. Maka tidak berlebihan terminologi Jack Ma (pendiri Alibaba) yang menyebutkan bahwa 2016 adalah tahun pembuka, dan 2017 adalah tahun utama bagi industri eCommerce,” ungkap Aulia saat ditemui di Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE) 2017, kemarin.

Diungkapkannya, berbagai inovasi model bisnis muncul mulai dari belanja online kebutuhan bisnis, sampai belanja produk finansial, dan semuanya semakin menarik investor serta pasar.

“Melihat prospek luar biasa ini, artinya keinginan dan harapan bahwa Indonesia menjadi ‘The Next China atau India’ dalam dunia eCommerce tidak mustahil untuk dicapai. Oleh karena itu, perlunya sinkronisasi effort yang harus diupayakan bersama-sama oleh seluruh ekosistem industri ini, agar akselerasi maksimal bisa terjadi. Melalui IESE ini, kita berupaya untuk mengupas segala hal tentang eCommerce mulai dari pemberdayaan, akselerasi, hingga pemecahan masalah,” tambah Aulia.

Lebih lanjut, Aulia  menjelaskan bahwa pemerintah berharap menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. Diawali dengan pengumuman peta jalan e-commerce oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada November 2016 yang terdiri dari 7 pilar mulai dari pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan SDM, logistik, infrastruktur komunikasi, keamanan siber, serta ditambah 31 inisiatif lintas sektor yang harus diimplementasikan secara disiplin, tepat waktu, dan tepat sasaran.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menambahkan   pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia bisa mencapai 11% dari total produk domestik bruto (PDB) pada 2020 atau sekitar US$130 miliar.

Pemanfaatan ekonomi digital juga sejalan dengan target pemerintah dalam hal pemerataan. Ekonomi digital memiliki tiga fokus utama mulai dari ekonomi sharing (berbagi), pengentasan UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), serta inklusi keuangan.

Rudiantara juga mengingatkan bahwa ke depannya ekonomi Indonesia tidak akan lagi berfokus pada Sumber Daya Alam (SDA) namun beralih ke basis layanan (services). ”Karena itu, dunia usaha yang masih menggunakan cara-cara konvensional diharapkan mulai mengadopsi basis digital agar tidak tergerus dengan teknologi yang berkembang sangat pesat,” pungkasnya.(id)