Swadaya melawan Hoax

Isu menapis atau menangkal berita palsu alias hoax di dunia maya masih berlanjut jelang masa pencoblosan putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 19 April mendatang.

Jika sebelumnya pemerintah terlihat aktif mendorong gerakan anti hoax atau mendekati sejumlah platform media sosial untuk mengantisipasi maraknya hoax,  kali ini Pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno meluncurkan Satuan Tugas (Satgas) Anti-hoax.

Satgas Anti-Hoax versi Pasangan Calon (Paslon) ini  akan mengumpulkan semua kabar yang merupakan kampanye hitam atau fitnah dalam situs www.jakartamajubersama.com dan www.fitnahlagi.com. Dalam situs itu akan diklarifikasi bahwa kabar tersebut adalah hoax atau fitnah belaka.

Aksi ini bisa dikatakan mirip dengan yang dilakukan Masyarakat Anti  Fitnah Indonesia (Mafindo) dengan platform TurnBackHoax.id.

Crowdsourcing atau partisipasi dari netizen untuk mengumpulkan dan mengklarifikasi sendiri informasi yang dianggap hoax menjadi kunci sukses dari platform ini.

Isu hoax naik tensinya ke ranah media massa tak bisa dilepaskan dari konstelasi politik nasional saat Pilkada serentak 2017, terutama di DKI Jakarta.

Hal yang menarik adalah ketika semua Paslon atau terafiliasi dengan salah satu Paslon membentuk platform crowdsourcing seperti terjadi sekarang ini. Jika semua melakukan klarifikasi terhadap hoax. Lantas versi mana yang benar? (Baca; Hoax di Medsos)

Mungkin disinilah kita himbau peran dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk kembali ke khitahnya sebagai regulator. Mendorong pemberdayaan masyakarakat melawan Hoax adalah langkah yang tepat dari Kominfo, tetapi sebagai regulator harus bisa menjadi wasit yang adil. (Baca: Polemik berita Hoax)

Ada baiknya untuk hoax yang sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum, dan ada bukti yang kuat, Kominfo sebagai wasit di dunia maya menunjukkan ketegasannya, mulai dari memberikan peringatan hingga melakukan pemblokiran sementara terhadap konten atau pemilik situs bermasalah. (Baca: Seword belum diblokir)

Jika wasit tak tegas dan adil, bisa-bisa nanti penonton turun ke lapangan menegakkan aturan versinya sendiri. Kalau ini terjadi, rusaklah pertandingan yang sudah lumayan seru ini.

@IndoTelko