Indonesia masih butuh 2G?

Nokia 3310 yang mengandalkan teknologi 2G.(dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB (PIKERTI-ITB) menegaskan Indonesia masih membutuhkan kehadiran teknologi 2G ditengah wacana yang digulirkan pemerintah yang meminta operator menyetop layanan yang dikenal dengan jasa SMS dan suara itu.

"Jika teknologi 2G dimatikan dalam beberapa tahun lagi, itu akan merugikan masyarakat Indonesia, khususnya yang di luar Jawa," ungkap Sekjen PIKERTI-ITB M Ridwan Effendi dalam pesan singkatnya ke IndoTelko, Selasa (7/3).

Diungkapkannya, saat ini harus diingat persentase pengguna layanan 2G only masih berkisar 70% dari total pengguna seluler di Indonesia.

"Kejadian di Hongkong, penutupan 2G tahun 2015 lalu dilakukan ketika pengguna 2G sudah di bawah 30% atau hanya tinggal sekitar 600ribu orang lagi dari total populasi 2 juta penduduk. Pemerintah Hongkong kemudian memberikan subsidi smarpthone  4G kepada pengguna yang 600 ribu orang itu dengan biaya ditanggung pemerintah semua," tukasnya.

Sementara di Indonesia saat ini pengguna 2G masih di atas 70% atau masih di atas 140 juta pengguna. "Lisensi netral teknologi seharusnya membiarkan operator menggunakan teknologi apa saja yang paling efisien untuk kemanfaatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga kalau dikatakan operator punya jaringan 2G, 3G, dan 4G secara bersama-sama dikatakan tidak efisen itu harus dikaji ulang. Operator sendiri sebetulnya sudah tidak menambah coverage 2G, hanya mempertahankan yang sudah eksisting saja," pungkasnya.

Asal tahu saja, isu migrasi dari 2G digulirkan Menkominfo Rudiantara yang mengingatkan mahalnya melayani jasa data menggunakan teknologi itu ketimbang 4G. Rudiantara pun menantang operator untuk memiliki road map yang jelas tentang rencana meninggalkan layanan 2G. Dalam kalkulasi sang menteri, pada 2020 teknologi ini akan ditinggalkan operator asal Indonesia. (Baca: Jaringan 2G)

Beberapa operator di luar negeri memang mulai meninggalkan layanan 2G. Di Singapura pemain seperti M1, Singtel, dan StarHub akan berhenti menyediakan semua layanan 2G di Singapura dengan efektif pada 1 April 2017.

Di Amerika Serikta, pada Januari 2017, AT&T secara resmi telah menutup jaringan 2G. Vodafone Australia juga  akan segera menutup jaringan 2G pada 2017. Rencana tersebut mengikuti langkah yang telah dilakukan Telstar pada 2016.

Isu teknologi 2G kembali menghangat di pasar global seiring langkah Nokia meluncurkan Nokia 3310 yang mengandalkan inovasi ini.(dn)