JAKARTA (IndoTelko) – Pentingnya penggunaan spectrum microwave E-Band sebagai salah satu solusi terbaik untuk jaringan backhaul 4G/4.5G di Indonesia telah disepakati berbagai pelaku di industry TIK. Hal ini merupakan hasil dari forum Best Experience Bearer Network Summit pada acara 3rd Indonesia ICT Carnival Agustus lalu.
Dengan populasi lebih dari 250 juta orang dengan wilayah yang terdiri dari ribuan pulau, menjadikan nyaris semua jaringan mobile di Tanah Air menggunakan system backhaul microwave dengan frekuensi microwave yang masih konvensional dan biaya yang cukup tinggi.
Menurut Hudson Liu, CEO Huawei Indonesia, dibandingkan dengan peningkatan bandwidth melalui berbagai saluran pada pita konvensional atau mode modulasi yang lebih tinggi, penggabungan pita konvensional dan E-Band, yang biasa disebut dengan solusi Super Dual Band, dapat menyediakan kecepatan jaringan sebesar 10Gbps tanpa membutuhkan saluran spektrum berkapasitas besar. “Huawei, sebagai penyedia solusi informasi dan komunikasi teknologi (TIK) global terkemuka di Indonesia memperkenalkan solusi yang evolusional untuk teknologi E-Band,” katanya.
Pada sambutannya di Forum tersebut, Denny Setiawan, Kepala Sub Direktorat Penataan Frekuensi, Direktorat Frekuensi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengulas studi kasus mengenai peraturan lisensi E-Band yang memudahkan pengembangan LTE di negara-negara bagian Eropa. Menurutnya, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi biaya lisensi, termasuk E-Band.
Sementara, General Manager Transport Network Hutchison 3 Indonesia, Nugroho Widjihatmoko, berharap ditetapkannya biaya lisensi yang lebih murah serta kebijakan yang mendukung, maka E-Band akan menjadi solusi yang tepat bagi LTE.
Ditambahkan oleh General Manager Strategic Technology Planning Telkomsel, Christian Gustiana, E-Band dapat menjadi solusi untuk mempersingkat Time to Market (TTM), karena mampu menghadirkan kapasitas jaringan seperti yang disediakan oleh serat fiber dengan waktu penyebaran yang lebih cepat.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Senior Analyst OVUM, Julian Bright. Menurutnya, dengan Laju Pertumbuhan Tahunan Gabungan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 27% yang belum pernah terjadi sebelumnya, pelanggan pita lebar mobile di Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat pesat jika dibandingkan dengan negara lain. “E-Band dengan biaya lisensi yang rendah dapat menyediakan jaringan berkapasitas tinggi dan solusi jangka pendek yang sangat ideal bagi mobile backhaul,” tegasnya. (sg)