Telkom Sukses Dukung Kejuaraan Surfing Dunia di Mentawai

Teknisi Telkom tengah menyiapkan peralatan untuk membangun BTS di Mentawai (dok:TLKM)

JAKARTA (IndoTelko) –  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui Kantor Wilayah Telekomunikasi (Witel) Sumatera Barat (Sumbar) berhasil mendukung kesuksesan ajang kejuaraan surfing dunia yang berlangsung di Mentawai pada 21 hingga 24 April lalu.

Ajang World Liga Surfing Pro 2016 itu bagian dari Festival Pesona Mentawai yang dimulai 19 April hingga 24 April 2016 yang bertujuan menggenjot wisatawan mancanegara ke pulau yang dikenal dengan potensi yang luar biasa di sektor pariwisata, khususnya keindahan alam, seperti deretan pantai indah, serta tidak ketinggalan budaya yang beragam.

“Tim kami all out untuk kegiatan ini. Kami terpaksa membangun satu BTS baru untuk meningkatkan kapasitas jaringan agar streaming bisa berjalan mulus selama perlombaan yang memiliki skala internasional ini,” ungkap GM Witel Telkom Sumbar Muskab Muzakkar kepada IndoTelko melalui sambungan telepon, Selasa (26/4).

Diungkapkannya, Tim Telkom dalam menyukseskan kegiatan tersebut harus memasang satu BTS di atas puncak gunung pulau Sioban agar bisa melayani masyarakat di Katiet  tempat pusat kegiatan. Katiet spot Lance's Right adalah  tempat lokasi kompetisi. Ini merupakan titik paling favorit bagi para surfer profesional dunia yang datang setiap tahun ke Mentawai.

“Saat ini kami juga tengah melakukan pekerjaan besar di Mentawai yakni upgrade bandwith dari 400 Mbps menjadi 800 Mbps. Kita sedang hitung mundur kehadiran layanan Triple Play IndiHome di Mentawai. Ini bagian dari rencana besar bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mewujudkan Mentawai Smart Island,” tutupnya. (Baca juga: Telkom Bangun Mentawai Smart Island)   

Sebelumnya, Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet menyatakan sebagai daerah terluar pantai barat Sumatera, akses telekomunikasi di Kabupaten Mentawai memiliki peranan penting. Apalagi daerah ini rawan bencana, memiliki potensi pariwisata besar dan sering dikunjungi wisatawan mancanegara.

“Kami butuh dukungan telekomunikasi dengan tidak melihat dari sisi jumlah penduduk atau keuntungan semata. Saat ini akses telekomunikasi menggunakan jaringan internet baru hanya bisa di pusat ibukota kabupaten,” katanya.(dn)