Adopsi Teknologi Digital Bisa Kerek Pendapatan Petani

Rudiantara (kedua kiri) bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja melihat aplikasi untuk petani di Brebes, Senin (11/4). (Dok: Kominfo)

JAKARTA (IndoTelko) – Adopsi teknologi digital diyakini bisa meningkatkan pendapatan dari petani rakyat hingga 11%.   

“Fakta dari BPS menyatakan sejak tahun 2003 hingga 2013,  Indonesia telah kehilangan 5 juta petani. Padahal, berdasarkan riset yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan, menyimpulkan dari studi di 26 negara di luar Eropa bahwa teknologi selular dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 11%. Ini menjadikan kami  memperkenalkan sejumlah aplikasi karya anak-anak bangsa,” ungkap Menkominfo Rudiantara dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/4).

Menurutnya,  banyak problematika petani yang dapat terselesaikan dengan penggunaan teknologi selular.

"Pemerintah sangat ingin memajukan Petani Indonesia dan aplikasi-aplikasi karya anak bangsa ini dibuat khusus untuk meningkatkan produktifitas mereka. Karenanya kami akan mendorong gerakan Nasional bersama-sama "Petani dan UMKM Indonesia Go Digital" mulai tahun ini,” katanya.

Ada lima aplikasi yang diperkenalkan pemerintah ke petani yakni   petani, tanihub, lima kilo dan pantau harga. Selain itu satu ekosistem UMKM online Indonesia bernama Nurnaya Initiative juga di perkenalkan dan  istribusi nama domain gratis bagi pelaku ekonomi rakyat.

Aplikasi PETANI adalah  layanan  informasi terkini terkait solusi permasalahan pertanian, forum online dengan sesama petani lain dari seluruh kawasan di Indonesia, memperoleh informasi mengenai tempat penjualan alat-alat pertanian, informasi pelatihan petani dan berita-berita seputar agrobisnis, fitur Toko di Petani Apps untuk Membuka Pasar Petani dalam rangka aktivasi platform eCommerce pertanian pertama di Indonesia secara langsung dengan petani, fitur lapor pupuk (harga pupuk dan lokasi penjualan dari berbagai daerah di Indonesia, fitur lapor panen.

Aplikasi TaniHub adalah layanan mendistribusikan hasil-hasil pertanian dan perkebunan dari daerah-daerah ke kota-kota.

Layanan ini sudah berjalan untuk pertanian dan perkebunan dari Cianjur yang dikemas dan dijual untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan system delivery untuk pesanan berapa saja minimal 1 kilo.

Aplikasi LimaKilo adalah layanan platform yang memungkinkan petani untuk langsung menjual hasil panennya ke semua orang dengan harga yang lebih kompetitif. Saat ini melayani distribusi hasi panen ke kota-kota wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.

Aplikasi Pantau Harga adalah layanan Platform market untu tawar nemawar, melakukan jual beri antara penyedia bahan baku dengan petani dan penjualan dari petani kepada konsumen.

Layanan ini memungkinkan adanya pemantauan harga sehingga memudahkan dalam melakukan interaksi karena ada basis data harga yang menjadi acuan.

Nurbaya Initiatives merupakan platform yang disediakan bagi kalangan pelaku ekonomi rakyat baik petani maupun UKM. Pelaku usaha rakyat dapat membuat platform pernjualan hasil-hasilnya dan mendapat bantuan penuh dari Tim Nurbaya mulai dari penyiapan awal sampai kepada kemampuan menjual. Layanan ini sebagai one-stop-service bagi UKM dan petani.

Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Senin, 11 April 2016, sudah meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat.  

Program ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja/berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.

Program ini dilaksanakan dibawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) dengan melibatkan banyak kementerian, yakni Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementeian Koperasi dan UKM), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes), serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Salah satu yang masuk dalam program itu untuk hal pemasaran produk petani  pemerintah juga akan mulai mengenalkan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan sistem online (eCommerce) melalui pengembangan sarana dan prasarana IT sebagai upaya untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan komoditas pangan dan stabilitas harga sampai pada tingkat konsumen.

Sinergi pemasaran ini melibatkan tiga kementerian yaitu Kementerian Kominfo, Kemendag, dan Kementerian Koperasi dan UKM.(id)