JAKARTA (IndoTelko) – Skenario Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk smartphone 4G yang memberikan porsi lebih bagi software diprotes Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) belum lama ini.
Lima skema komposisi TKDN smartphone 4G LTE yang tengah diwacanakan Kementrian Perindustrian adalah, Pertama berupa 100% TKDN perangkat keras (hardware) dan nol persen perangkat lunak (software). Kedua, 75% untuk hardware dan 25% untuk software. Ketiga, 50% untuk hardware dan 50% untuk software. Keempat, 25% untuk hardware dan 75%software. Terakhir adalah nol persen hardware dan 100% software. (Baca juga: Skema TKDN Smartphone)
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Surywirawan menjelaskan,perkembangan teknologi serta kemunculan smartphone membuat investasi software semakin bernilai tinggi dan banyak diminati.
“Sebagian besar perusahaan telekomunikasi saat ini sudah mengubah arahnya untuk mengembangkan industri software. Kalau mereka tidak mengubah arah bisnisnya, maka akan tergilas,” katanya, kemarin.
Putu mencontohkan, lima tahun lalu BlackBerry hampir bangkrut karena tidak mampu menutup ongkos pembuatan perangkat keras atau hardware. Namun, pada 2014 perusahaan tersebut mengakuisisi enam perusahaan software untuk memperkuat smartphone yang diproduksinya dan kini BlackBerry fokus untuk berbisnis ke arah software.
Menurutnya, sebagian besar perusahaan ponsel dan telekomunikasi sudah mulai meninggalkan konsep untuk menjual produk dalam bentuk perangkat keras. Kini, hampir semua perusahaan telekomunikasi menjual software atau perangkat lunak karena lebih menguntungkan dan bertumbuh pesat.
Ditambahkannya, dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat investasi telekomunikasi sudah tidak lagi berpegang pada konsep pendirian pabrik namun mulai mengarah pada penjualan produk software. "Dalam dunia internet, penjualan software lebih menguntungkan," kata Putu.
Ditegaskannnya, kebijakan aturan TKDN baru untuk smartphone ini dimaksudkan untuk mendorong generasi muda Indonesia agar mendapat kesempatan untuk berkembang memproduksi aplikasi smartphone. Diharapaknnya, akan bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang memproduksi software di Indonesia.
Putu sendiri mengungkapkan, pemain seperti BlackBerry memberikan respons positif dalam penggunaan software lokal. “Blackberry melirik potensi dari generasi muda Indonesia yang berbakat dalam hal pembuatan aplikasi smartphone. Kita harapkan nantinya ada perusahaan-perusahaan software nasional diajak kerjasama,” katanya. (ak)