Bisnis Fixed Broadband Masih Cerah

Teknisi tengah memasang sambungan optik ke rumah (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Bisnis fixed broadband di Indonesia diyakini masih cerah ditengah kepungan layanan seluler yang menawarkan mobile broadband.

"Sekarang ini pemain fixed broadband banyak bermain di wilayah timur dan tengah Indonesia. Soalnya potensi pasar di sana besar. Apalagi jika proyek Palapa Ring kelar dibangun nanti," ungkap Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza, pekan lalu.

Menurutnya, menggelar jaringan fixed broadband memang tak semudah mobile broadband. "Isunya kondisi geografis dan perizinan yang rumit. Tapi karena potensi pasarnya besar,  pemain tak menyerah walau investasinya besar," katanya.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Kristiono menambahkan dalam menggelar fixed broadband pelaku usaha harus memenuhi sejumlah izin yang banyak.

"Sudah izin banyak, hitungan bisnis di fixed broadband ini harus matang. Berapa pelanggan yang didapat kala jaringan digelar. Beda dengan mobile broadband, tinggal pasang BTS, nanti hitung trafik," katanya.

Dalam catatan, saat ini penetrasi dari Fixed Broadband di Indonesia pada 2013 mencapai 5% dari rumah tangga, dan 2014 menjadi 6% dari rumah tangga, berikutnya di 2015 menjadi 7% dari rumah tangga yang ada di Indonesia.

Sedangkan jumlah pelanggan Fixed Broadband nasional dari semua pemain di 2013 sekitar 3,9 juta pengguna, pada 2014 sekitar 4,8  juta pengguna, 2015 (5,5 juta pengguna) dan di  2016 (6,1 juta pengguna). (Baca juga: Melirik Model Bisnis Google Fiber)

Pemerintah tengah mengaji model bisnis yang dikembangkan Google Fiber untuk memacu penetrasi fixed broadband pasca sukses menggelar 4G nasional.(ak)