Pemerintah miliki Peluru Terbatas Hadapi OTT Global

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Pemerintah sepertinya memiliki amunisi yang terbatas dalam mengatur sepak terjang pemain Over The Top (OTT) global di tanah air.

Hal itu tersirat dari jurus yang dilontarkan Menkominfo Rudiantara kala ditanya media setelah setahun menjadi orang nomor satu di Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

“Soal OTT global ini kita tak bisa main larang. Kita harus cerdik. Lawatan ke Amerika Serikat ini memang ada ketemu dengan OTT disana, tetapi dalam rangka mendorong OTT lokal ke pasar global,” ungkap Pria yang akrab disapa RA itu, kemarin.

Dikatakannya, dalam menghadapi serangan OTT global, pemerintah hanya bisa melakukan dua hal. Pertama, mendorong OTT lokal bersinergi dengan operator telekomunikasi untuk Go to the market.

“Ini sedang bicara dengan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) untuk menentukan parameter pemain yang diajak,” katanya.

Kedua, menunggu Uni Eropa mengeluarkan kebijakan kewajiban OTT memiliki lisensi jasa. “Kalau Uni Eropa memberlakukan itu, kita langsung ikuti. Pemain OTT kan banyak dari Amerika Serikat, pasti akan ikut model Uni Eropa. Kita ngekor saja,” katanya. (baca juga: Operator dukung OTT lokal)

Dalam catatan, dua ide ini sudah dilontarkan RA sejak Juni 2015, namun hingga sekarang tak ada tanda-tanda implementasi atau persiapan.(Baca juga: OTT akan diwajibkan berlisensi)

Rudiantara sendiri dalam lawatan ke Amerika Serikat mendampingi Presiden Joko Widodo  berencana mempertemukan pelaku eCommerce Indonesia dengan raksasa teknologi Silicon Valley.

Diantaranya, Gojek, Tokopedia, dan Kaskus. Kunjungan Rudiantara bersama Presiden Jokowi ke Amerika Serikat berlangsung dari 25 Oktober sampai 28 Oktober 2015. Dalam agendanya, Jokowi akan ke New York dan San Francisco.(id)