Suasana konferensi pers Indonesia Infrastructure Week 2015 (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mengingatkan bahaya yang mengintai pelaksanaan Indonesia Broadband Plan berupa serangan dari dedemit maya (Cyber Crime).
“Indonesia Broadband Plan ini proyek besar, dana yang terserap sekitar Rp 28 triliun dalam menyiapkan jaringan broadband hingga pelosok Indonesia untuk menerapkan system online e- Governance, e- Health, e-Education, e-Procurement, dan e-Logistics. Kalau semua sudah terkoneksi, ancaman cyber crime justru makin tinggi,” ungkap Ketua Umum Mastel Kristiono kala kick-off press conference Indonesia Infrastructure Week 2015, kemarin.
Menurutnya, menjadi terkoneksi secara digital, membuat Indonesia menjadi rentan terhadap serangan cybercrime. Data yang didapat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa Indonesia adalah sumber serangan cybercrime terbesar di dunia selama triwulan ketiga tahun 2013, dengan 42.000 korban yang teridentifikasi per harinya.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Indonesia telah mengalami serangan sebanyak 36.6 juta kali. Beberapa serangan dapat berbentuk pemalsuan kartu kredit, pemalsuan identitas secara online dan serangan terhadap website.
“Sudah sangat jelas bahwa semua pemangku kepentingan harus duduk bersama dalam mengatasi masalah ini. Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama dan berkolaborasi untuk menjawab isu ini, mengidentifikasi bagaimana kondisi saat ini dan apa yang perlu diperkuat. Upaya kolaboratif akan menghasilkan pendekatan yang efektif dan efisien. National Broadband and Cyber Security Symposium adalah momen yang paling tepat untuk membahas cara mengatasi isu ini,” tambah Kristiono.
Mastel akan menggelar National Broadband and Cyber Security Symposium (NBCSS) di Indonesia Infrastucture Week, yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Centre tanggal 4-6 November 2015.
NBCSS merupakan forum antar pemangku kepentingan yang mempertemukan antara pejabat pemerintah dan pihak swasta yang bergerak di bidang teknologi, sebagai ajang diskusi yang detil mengenai langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan untuk memastikan Indonesia yang telrkoneksi secara digital akan aman bagi masyarakat.
Simposium ini akan mendiskusikan topik-topik diantaranya Regulasi pemerintah terbaru dan konsekuensi pertimbangan keuangan, Berinvestasi di bidang telekomunikasi, apakah menguntungkan?, Keterlibatan pihak swasta kelas dunia dalam Indonesia Broadband Plan, Akibat dari isu cyber security bagi publik dan sektor swasta, serta Isu keamanan dan tren dari eCommerce.
“Kami yakin bahwa forum dan pameran tahun ini akan mendukung percepatan penerapan Indonesia Broadband Plan dan menempatkan isu cyber security di agenda teratas dari pemerintah, yang akan meningkatkan pertumbuhan bisnis di masa depan. Sangat penting bagi semua pemangku kepentingan untuk turut berkontribusi dalam masa depan Indonesia yang terkoneksi,” katanya.
Pameran ini juga menampilkan solusi komunikasi terkini yang memiliki peran yang sangat penting bagi masa depan Indonesia Broadband Plan seperti: Telkom Indonesia, Konexindo, DTC Netconnect, ACE Shanghai, ATSI and TEEMA.(tp)