Bisnis Ridesharing Makin Sengit

ilustrasi (bajajapp.com)

JAKARTA (IndoTelko) – Bisnis ridesharing  atau on demand service untuk transportasi kian sengit khususnya di Ibukota Jakarta.

Setelah moda sepeda motor dan kendaraan roda empat dijadikan alat untuk ridesharing, kini giliran Bajaj juga ikut dalam layanan ini.    

Di toko aplikasi AppStore atau GooglePlay telah muncul aplikasi khusus Bajaj App, atau disingkat Bajaj. Aplikasi ini mirip dengan  Uber, GrabTaxi, Go-Jek, ataupun GrabBike, Cuma beda moda saja.

Dalam portalnya Bajaj App mengklaim didukung 10 ribu  pengendara Bajaj yang tersebar di kota Jakarta dan sekitarnya dimana mayoritas berbahan bakar gas.

Layaknya layanan ridesharing, Bajaj App memberikan kepastian tarif dimana  sebelum memesan, bisa melihat biaya yang harus dibayar. Terdiri atas Biaya Perjalanan, Biaya Tambahan untuk tambahan penumpang, serta Tip yang bisa anda tentukan sendiri. Bajaj App juga menyediakan asuransi yang bisa memberikan ganti rugi hingga Rp 1 juta.    

Hadirnya Bajaj app menambah variasi layanan ridesharing di ibukota Jakarta. Sebelumnya,  Ojek Syar'i masuk Jakarta siap bersaing dengan Go-jek dan Grabbike. Sebelumnya layanan ini hadir di Malang dan Sidoarjo.  Go-jek dan GrabBike pun tak tinggal diam dengan terus merekrut mitra driver secara besar-besaran.

Sementara GrabTaxi membawa layanan GrabCar ke Jakarta. Layanan ini sudah lebih dulu beroperasi di Bali, dan mulai tanggal 10 Agustus 2015 sudah ada di Jakarta.  GrabCar akan bersaing langsung dengan Uber dimana mengandalkan armada taksi privat dalam menjemput dan mengantar para pelanggannya.

Hal yang menarik, ditengah persaingan yang sengit, Founder Go-Jek Nadiem Makarim meminta perang tarif diminta dihentikan dan mulai lebih rasional penawarannya.(id)