Rupiah Loyo, Metrodata Enggan Revisi Target Kinerja

Manajemen Metrodata (dok)

JAKARTA (IndoTelko) –  PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) masih optimistis dengan target kinerja yang dirancangnya pada tahun ini walau nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus merosot.

“Kami belum ada rencana untuk merevisi target kinerja tahun ini. Kita akui sekarang daya beli menurun, tetapi coba disiasati dengan diversifikasi produk atau menurunkan spesifikasi. Kita akan berhitung ulang kalau nilai tukar rupiah terhadap dollar AS itu menembus Rp 15 ribu,” ungkap Direktur Utama Metrodata Susanto Djaja kala Paparan Publik, kemarin.

Ditegaskannya, perseroan akan tetap melakukan ekspansi tahun ini salah satunya dengan membangun pusat pergudangan seluas 10 ribu meter persegi.

“Ini untuk menunjukkan ke pasar kita serius, salah satunya di bisnis smartphone. Di kuartal pertama lalu kontribusi bisnis produk telekomunikasi sekitar 21% bagi total omzet,” paparnya.

Diungkapkannya, rencananya perseroan akan membagikan dividen saham dimana 35 saham lama dinilai satu saham baru. Saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 64.171.428 dengan nilai per lembar Rp 695 atau setara Rp 44,6 miliar.

“Kita butuh dana untuk ekspansi, jadi ditawarkan dividen saham ke investor. Ini menguntungkan karena sekarang saham Metrodata sedang terkoreksi, idealnya nilainya Rp 800-an. Kalau saham naik, bisa mereka lepas,” katanya.

Target      
Direktur Keuangan Metrodata Randy Kartadinata mengungkapkan, perseroan tahun ini menetapkan target penjualan tahun 2015 sebesar Rp 9,67 triliun atau bertumbuh sebesar 14.45%.

Sedangkan untuk  target Laba Bersih tahun 2015 ditetapkan sebesar Rp 200 miliar atau bertumbuh 11,32%. Target ini akan dikontribusikan oleh bisnis distribusi sebesar 75%, bisnis solusi (20%), konsulting (8%), dan ritel (2%). Sekitar 80% penjualan dari perseroan berbentuk rupiah dan sisanya dollar AS.

“Kita siapkan belanja modal sebesar Rp 210 miliar dimana Rp 105 miliar untuk pembelian tanah dari gudang baru, Rp 100 miliar untuk pembelian aset TI, dan Rp 5 miliar untuk upgrade server,” ungkapnya.

Pendanaan dari belanja modal akan berasal dari pinjaman sebesar 70% dan sisanya kas internal. Hingga kuartal I 2015, baru terserap belanja modal sebesar Rp 1,5 miliar sedangkan untuk aset yang disewakan Rp 20 miliar. “Untuk pinjaman kita punya ruang hingga Rp 1,5 triliun karena Debt to Equity Ratio (DER) rendah,” jelasnya.(dn)