Telkom Ungkap Alasan Gandeng Telstra Garap Pasar NAS

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko)- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) baru saja mengkomersialkan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) yang dibentuk bersama operator asal Australia, Telstra Corporation Limited (Telstra), TelkomTelstra, untuk menggarap pasar Network Application and Services (NAS) tanah air.

Layanan NAS tergolong baru di pasar solusi Teknologi Informasi (TI) untuk segmen korporasi diIndonesia. Layanan ini meliputi managed network service, managed cloud service, managed security service, dan Unified Communication dan Colaboration.

Dalam riset yang dilakukan IDC Indonesia, pasar NAS pada tahun ini sekitar US$ 856 juta dan bergerak menjadi US$ 1,069 miliar di 2016, serta US$ 1,302 miliar di 2017.

Jika Telkom bersama Telstra, maka Indosat menggandeng Tata Communication, sementara XL Axiata bersama British Telecommunication menggarap pasar yang tergolong baru bagi operator telekomunikasi ini.

"Kami gandeng Telstra karena mereka sudah duluan bermain NAS di Australia. Mereka tergolong sukses di sana," ungkap Chief Innovation and Strategy Officer (CISO) Telkom Group Indra Utoyo, di Jakarta, Rabu (13/5).

Diungkapkannya, untuk menggarap pasar NAS ada dua pilihan, membuat sendiri atau mencari mitra.

"Kalau membuat sendiri itu perlu transformasi dan lama. Telkom dengan beberapa anak usaha sudah punya infrastruktur untuk menggelar NAS, misal, TelkomSigma dan PINS indonesia. Nah, kita ambil platform dan best practice dari Telstra agar semua value chain untuk menggelar layanan ini optimal," jelasnya.

Direktur Enterprise dan Business Services Telkom Muhammad Awaluddin menambahkan selama ini dalam menggarap solusi Teknologi Informasi untuk pasar korporasi ada dua tantangan yang dihadapi yakni kompeleksitas layanan dan model bisnis.

"Adanya platform NAS ini bisa mengurangi biaya bagi pelanggan dan bisa mengkonversi biaya itu untuk kebutuhan lain. Bagi kami, ini membuat lebih mudah karena single platform, misal sebuah perusahaan besar mau membuka cabang tinggal hitung per seat dari karyawannya," paparnya.

Ambisi
Lebih lanjut Indra mengakui, Telkom memiliki ambisi tinggi dengan TelkomTelstra dimana ingin menjadikan Indonesia sebagai kisah sukses memberikan layanan ini.

"Kita mulai dari pasar Indonesia untuk memberikan kisah sukses ke pelanggan. Setelah itu kita main ke regional. Kalau tidak ada kisah sukses bagiamana kita menjual layanan di luar negeri," tuturnya.

Diharapkannya, jika TelkomTelstra sukses dengan layanannya, di masa depan Telstra akan menjadikan Indonesia sebagai Global Distribution Center tak lagi India.

"Banyak rencana untuk TelkomTelstra ini, sedikit demi sedikit kita wujudkan. Sejauh ini Telkom masih puas dengan kepemilikan saham 51% itu," tegasnya.

Pada kesempatan sama Country Director IDC Indonesia Sudev Bangah mengatakan sebagai operator telekomunikasi wajar Telkom menggandeng Telstra karena memiliki kompetensi di bisnis NAS.

"Kebanyakan perusahaan telekomunikasi itu tak memiliki skala untuk membuat aplikasi. Wajar mereka andalkan akuisisi atau mencari mitra strategis untuk ikut bermain," pungkasnya.(dn)