JAKARTA (IndoTelko) – PT Finnet Indonesia (Finnet) mengaku siap menjadi National Payment Gateway (NPG) yang melayani sistem pembayaran nasional untuk meningkatkan efisiensi dan memperkuat posisi Indonesia di transaksi luar negeri.
Seperti diketahui, lewat NPG, maka semua jaringan dan sistem pembayaran akan terhubung menjadi satu, sehingga memudahkan dalam proses transaksi bagi nasabah, dan memberikan keuntungan bagi lembaga keuangan karena tidak perlu mengalokasikan dana investasi besar-besaran untuk menambah jaringan.
Dari sisi resiprokalitas, Indonesia juga memiliki nilai tawar lebih baik dengan adanya NPG. Kebutuhan terhadap NPG kian mendesak seiring kian maraknya transaksi pembayaran online karena eCommerce mulai menjadi pilihan di masyarakat.
“Finnet siap menjadi NPG jika ditunjuk Bank Indonesia. Kami punya segalanya untuk menjadi NPG, mulai dari skalabilitas dan reliabilitas alat produksi, kompetensi, modal, dan layanan. Semuanya siap,” tegas Direktur Business & Service Finnet Syaiful Rahim Soenaria di Jakarta, Senin (20/4).
Dijelaskannya, secara infrastruktur layanan Finnet sudah mendukung menjalankan NPG, perseroan banyak dipercaya merchant untuk menjadi payment gateway melalui produk Finpay.
“Per Maret 2015 saja Finpay melayani transaksi Rp 10 miliar per bulan. Kami dipercaya juga oleh banyak merchant seperti Paditrain, Sriwijaya, atau Qoo10,” katanya. (Baca juga: Finnet bidik omzet Rp 2 triliun)
Ditambahkannya, Finnet juga mengantongi sertifikasi Payment card industry data security standards (PCIDSS) yang dipersyaratkkan oleh Visa dan Mastercard bagi pihak menyimpan, memproses,dan mentransmisikan transaksi.
Selain itu, anak usaha Telkom ini juga telah dibekali sertifikasi ISO 27001 untuk standar keamanan data serta memiliki Fraud Detection System bertandar internasional.
“Finpay sudah bekerjasama dengan 50 bank dan source of fund mitra channel seperti Indomaret, Alfamart, dan Pegadaian. Kita akan tambah mitra channel ini,” paparnya.
Sudah Bicara
Diungkapkannya, perseroan sudah beberapa kali terlibat pembicaraan dengan Bank Indonesia terkait keberadaan NPG. Isu yang dibahas seputar masalah non teknis, misal masalah kepemilikan, pihak yang menjalankan, dan lainnya.
“Soalnya NPG tak hanya menangani pembayaran online, tetapi termasuk transaksi valuta asing. Wajar saja NPG banyak tarik ulur. Tetapi masalah utama di bisnis ini adalah kompetensi, kalau mau membangun sistem, cukup investasi US$ 50 juta selesai. Tetapi jika tidak ada brand dan trust, siapa yang mau gunakan. Kami sudah 9 tahun di bisnis ini, karena itu kita lumayan percaya diri jika menjadi NPG,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, untuk membangun brand dan trust, perseroan terus memberikan insentif bagi pengguna bertransaksi dengan Finpay. (Baca juga: Finpay andalan Finnet)
“Kami baru saja melepas hadiah sepeda motor bagi pelanggan yang menggunakan Finpay di portal marketplace Qoo10 sebagai insentif. Impian kita Finpay itu nanti setara atau kalau bisa melebihi Paypal. Semua pengembangan Finpay kearah sana,”pungkasnya.(dn)