Kinerja XL Diprediksi Masih Dalam Tekanan

Hasnul Suhaimi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (EXCL) memprediksi kinerjanya hingga tutup tahun ini masih dalam tekanan keuangan sebagai dampak berutang  membeli 100% saham Axis di awal tahun.

"Kinerja sepertinya masih tertekan hingga akhir tahun ini. Apalagi di layanan data kita masih belum dapatkan margin yang ideal berjualan layanan ini. Di data itu kita masih alami kerugian layanan sekitar 10%-15%. Bayangkan saja, biaya produksinya 30 ribu per GB kita jualnya 6 ribu per GB," ungkap Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi kala menjadi pembicara di talk show HUT Ke-3 IndoTelko Forum, pekan lalu.

Seperti diketahui, dalam sembilan bulan pertama 2014 terlihat XL mengalami kerugian Rp 901 miliar  berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu masih menikmati keuntungan Rp 917 miliar.

Pemicunya, Anak usaha Axiata ini terkena dampak fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sehingga mengalami rugi kurs yang lumayan tinggi.

Selain itu hingga kuartal ketiga 2014 perseroan memiliki utang dalam dollar AS sebesar US$ 1,596 miliar  dan rupiah sebesar Rp 11,050 triliun. Total utang yang dimiliki sekitar Rp 30,413 triliun hingga tutup September 2014 mengakibatkan peningkatan hutang bersih/EBITDA dari 1.8x menjadi 3.2x.

XL harus menebus 100% saham Axis awal tahun ini dengan nilai US$ 865 juta dimana pasokannya dari utang baik dari Axiata atau perbankan.

Lebih lanjut Hasnul mengatakan pekerjaan rumah yang harus dibereskan perseroan lainnya masalah menekan penurunan margin EBITDA. "Kami upayakan efisiensi 30%-40%  belanja oeprasional tahun depan. Kita harapkan BTS Sharing sudah ada aturan, ini bisa menghemat operasional," katanya.
 
Terkait dengan posisi hutang bersih/EBITDA, Hasnul optimistis bisa ditekan di bawah tiga kali  jika pembayaran 3.500 menara senilai Rp 5,6 triliun dari Solusi Tunas Pratama masuk pada bulan ini.

"Dana itu masuk sudah cukup untuk bayar utang. Saat ini belum ada rencana untuk akses pinjaman baru lagi atau kembali melepas menara," katanya.    

Analis dari Bahana Sekuritas  Leonardo Henry Gavaza mengharapkan XL mempertahankan belanja modalnya sebesar  Rp 6 triliun untuk 2015 dan 2016 walau sudah mendapatkan pasokan tambahan frekuensi dari Axis."Di 2015 XL diprediksi bisa mendapatkan pendapatan  Rp 26,7 triliun dan keuntungan Rp 1,409 triliun,"  tulisnya dalam kajian belum lama ini.(id)