Tekan Banjir dengan PetaJakarta.org

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Teknologi memang telah mengubah banyak hal. Salah satunya dalam penanggulangan banjir di Jakarta.

Hasil kolaborasi antara Universitas Wollongong, Australia, Twitter Inc., dan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DKI Jakarta menghasilkan PetaJakarta.org.  

Ini adalah sebuah proyek penelitian terdepan yang memanfaatkan sumber daya masyarakat komunitas untuk memetakan Tweet terkait banjir dan menyediakan informasi terbaru secara langsung kepada BPBD, guna penanggulangan secara cepat pada saat darurat banjir.

Kerjasama ini merupakan yang pertama di dunia antara Twitter, Universitas dan Badan Penanggulangan Bencana yang menggunakan data media sosial untuk membangun sebuah model kerja dan menyediakan tanggapan secara real-time terhadap bencana alam.

Menggunakan geosocial intelligence engineering, platform ini  akan mengubah Tweet dengan geo-tag menjadi data berharga yang bisa digunakan oleh penduduk Indonesia dan badan pemerintah guna mengenali, mengarahkan, dan merespon lebih cepat terhadap banjir musiman di daerah Jakarta dengan rincian yang tidak pernah ada sebelumnya.

Jutaan pengguna Twitter di Jakarta dapat berpartisipasi dalam hal inisiatif keamanan publik ini di perangkat seluler mereka dengan tiga langkah mudah:

Pertama, aktifkan location services atau tambah geo-tag dengan men-klik simbol pin pada saat membuat Tweet di perangkat seluler berbasis iOS/Android.

Kedua,  ambil atau tambah foto dengan men-klik simbol kamera saat membuat Tweet pada perangkat seluler iOS/Android.
Ketiga, kirimkan Tweet tersebut ke @petajkt dengan hashtag #banjir dan deskripsi singkat dari situasi banjir.

Semua Tweet dalam format yang benar akan ditampilkan langsung pada peta yang terdapat di situs www.petajakarta.org untuk digunakan oleh penduduk, dan juga akan ditampilkan pada peta yang berada di ruang kendali kejadian sebagai perangkat tambahan tanggap bencana secara real-time.

Direktur Penelitian dari Fasilitas Infrastruktur SMART, Universitas Wollongong Professor Pascal Perez menjelaskan, ini bukan hanya proyek untuk mengumpulkan data terkait banjir secara pasif, namun juga merupakan wujud tindakan.

“Kita tidak butuh data yang banyak, tapi kita butuh smart data, dan sensor terpintar yang kita punya adalah masyarakat itu sendiri. Melalui kerjasama dengan BPBD dan Twitter, kita memberdayakan masyarakat untuk melaporkan masalah banjir, dan membantu pemerintah mengembangkan perangkat open-source untuk mengerti dan menggunakan informasi secara real-time,” katanya dalam rilis ke Redaksi, Rabu (3/12).

Ditambahkannya, dalam kerjasama secara aktif mengumpulkan informasi banjir melalui metode crowd-source, agar terciptakan sebuah masyarakat media sosial sebagai wujud tanggung jawab sipil yang mendorong adaptasi perubahan iklim.

Kepala BPBD DKI Jakarta, Bambang Musyawardana, mengatakan, dengan mengumpulkan dan memetakan tweet masyarakat menggunakan platform PetaJakarta.org yang dibangun oleh UOW/SMART, BPBD DKI Jakarta kini memiliki informasi langsung melalui media sosial untuk melengkapi sistem tanggap bencana saat ini.

“Kami memberikan Universitas Wollongong salah satu hibah data Twitter untuk pertama kalinya, karena program PetaJakarta.org merupakan suatu penggunaan data Twitter yang inovatif guna mengatasi permasalahan serius dari banjir bagi jutaan orang. Jakarta adalah tempat yang ideal untuk pengujian karena mempunyai konsentrasi pengguna Twitter tertinggi di dunia untuk menghasilkan sinyal real-time kualitas tinggi bagi sistem penanggulangan bencana BPBD,” kata Mark Gillis dari Twitter.

Sekadar diketahui, selama banjir pada 5 Februari 2014, PetaJakarta.org mengumpulkan lebih dari 150.000 "banjir" Tweets, pada tingkat rata-rata 100 Tweet per menit.(pg)