Arya Damar: Tak Takut dengan Persaingan

Arya Damar (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) pada medio Mei lalu memutuskan mengangkat Arya Damar sebagai Presiden Direktur di anak usaha Indosat itu.

Bagi Arya, menduduki posisi nomor satu di Lintasarta seperti kembali ke rumah besar mengingat  Pria kelahiran Jakarta, 14 April 1962 ini adalah salah satu pendiri Lintasarta pada 1988 lalu.

Nama Arya di kancah industri Teknologi Informasi (TI) Indonesia selama ini memang identik dengan anak usaha LintasArta, PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), dimana penggemar fotografi ini menjadi orang nomor satu di perusahaan itu sejak tahun 2000.

IndoTelko sempat mewawancarai penikmat olahraga jalan kaki ini. Berikut kutipannya

Kenapa kembali ke Lintasarta?
Pemegang saham meminta saya memimpin perusahaan ini sesuai RUPS. Selain itu, secara struktural saya ini orang LintasArta karena Artajasa adalah anak usaha. Setelah 14 tahun di Artajasa, pemegang saham memanggil kembali untuk mengembangkan dan mengawal transformasi di Lintasarta yang tengah menuju sebagai perusahaan komunikasi data dan IT Services.

Apa transformasi yang tengah dilakukan Lintasarta?
LintasArta berdiri 1998 lalu fokus bermain di pasar komunikasi data untuk segmen enterprise dimana pesaing masih sedikit sementara pasar terbuka lebar. Dulu pemain hanya Telkom. Sekarang sudah banyak yang bermain di pasar ini, ada Biznet atau Icon+. Kita butuh transformasi guna bisa bermain di bisnis IT Services untuk pasar enterprise selain tetap bermain di konektifitas. Ini agar pertumbuhan pendapatan terus terjaga

Strategi menggarap IT Services?
Kami membentuk  divisi IT Services yang mendukung bisnis tersebut. Ada sekitar 30 orang di divisi baru ini, meraka dari Indosat, pegawai LintasArta, dan rekrutan. Bermain IT Services ini berbeda sekali dengan menjual akses. IT Services itu artinya kita sebagai konsultan dari pelanggan. Ini artinya harus kreatif dan fleksibel. Kalau berjualan akses itu sudah jelas ukurannya. Divisi baru ini nantinya bisa menularkan kreatifitas ke bagian lain di LintasArta agar tahun depan bisnis Value Added Services (VAS) bisa digenjot ke pasar korporasi.     

Pemain di IT Services mulai banyak, tak takut dengan kompetisinya?
Saya tidak takut dengan kompetisi  karena semua ada bagiannya. Prinsipnya seperti tukang sate yang berjualan berjejeran di pinggir jalan, semua dapat rejeki kan. Kunci untuk menang adalah LintasArta harus bekerja keras dan selalu berusaha menjadi nomor satu. LintasArta ini untuk layanan VSAT pemain nomor satu. Di perbankan kita nomor satu di sisi komunikasi data.

Bagaimana mempertahankan pasar di segmen konektifitas?
Kita mengandalkan pelayanan yang baik sebagai senjata utama, bukan hanya pada harga. Harga bukan menjadi alat persaingan, paling penting itu service. Kalau service bagus, pelanggan tak akan pergi. Hal yang masih harus diperkuat untuk layanan komunikasi data di LintasArta adalah masalah proses pelayanan ke pelanggan, proses berlangganan sebisa mungkin  disederhanakan, monitoring sistem lebih baik dan peningkatan  kemampuan sumber daya manusia.(id)