JAKARTA (IndoTelko) – Pengguna teknologi Long Term Evolution (LTE) dalam jangka waktu lima tahun mendatang diperkirakan bisa mencapai 1,8 miliar nomor, dimana pada 2017 posisinya menembus satu miliar pengguna.
Penelitian yang dilakukan Juniper Research seperti dilansir Cellular News belum lama ini menyatakan angka tersebut merepresentasikan sekitar 22% dari kartu SIM yang aktif secara global.
Pemicu dari terus naiknya penggunaan LTE karena operator menunjukkan komitmen untuk mengembangkan teknologi ini dan vendor perangkat kian banyak menyediakan alat yang mendukung ekosistem.
Dalam catatan GSA sekitar 169 manufaktur mengumumkan ada sekitar 1.889 perangkat yang siap mendukung teknologi LTE dimana ada 300 operator sudah komersial. Nantinya sekitar satu dari tiga smartphone yang dikapalkan sudah mendukung LTE.
Dalam laporan tersebut dinyatakan TD-LTE akan menjadi salah satu pendorong teknologi ini kian massif terutama di negara Tiongkok, Jepang, dan india. Di Tiongkok, tiga operator besar telah sepakat berbagi jaringan untuk mengembangkan TD LTE yakni China Mobile, China Telecom, dan China Unicom karena menyakini pada 2019 layanan ini menjadi lumbung pendapatan.
"TD-LTE akan memainkan peran yang penting mendorong teknologi ini berkat China Mobile yang mengembangkannya. Sekarang sudah ada sekitar 36 operator yang mengkomersialkan TD-LTE dan diperkirakan pertumbuhan tahunan akan mengalahkan FD-LTE dalam lima tahun mendatang,” ungkap penulis laporan Juniper Research Nitin Bhas.
Sekadar diketahui, di Indonesia TD-LTE telah berjalan dengan komersialnya layanan Bolt! dan menyusul First Media tak lama lagi. Selain itu TD-LTE bisa menjadi kian massal jika Smartfren sukses migrasi ke 2,3 GHz dari 1.900 MHz.
Sedangkan untuk FD-LTE kabarnya regulasi akan keluar pada akhir tahun ini dimana pemain berbasis GSM sudah siap menggelar layanan. Misalnya, Telkomsel yang siap menggelar layanan ini di Bali, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, dan Manado.(wn)