Indonesia Butuh Penguatan Model Bisnis dan Regulasi Smart City

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia membutuhkan penguatan model bisnis dan regulasi guna mengatasi semua kendala mengembangkan smart city.

Demikian salah satu kesimpulan dari konferensi e-Indonesia Initiatives Forum ke X di Aula Barat ITB.

Dalam memperingati kegiatan e-Indonesia Initiatives Forum ke X tersebut hadir  4 walikota yaitu Walikota Bandung, Walikota Bogor, Walikota , Makasar Walkiota Aceh yang diwakilkan Staf Ahlinya., Selain itu  hadir Wakil Mentri Pekerjaan Umum, Direktur Perkotaan Bappenas, Mastel, Kementrian Kominfo serta Nara sumber dari akademis ITB dan Universitas Indonesia.

“Semua walikota saat ini tengah berusaha membangun kotanya menjadi kota terbaik bagi penghuninya sehingga hidup lebih nyaman, aman dan berkreasi maupun berinovasi,” kata Ketua e-Indonesia Initiatives Forum ke X Prof. Suhono Harso Supangkat dalam rilisnya ke Redaksi, kemarin.

Dikatakannya, inisiasi tengah dan sedang dikerjakan, hanya saja ada beberapa kendala di dalam membangun smart city, terutama dalam bisnis model, regulasi dan standardisasi terkait pengembangan smart city di Indonesia.

Bebarapa Industri juga sudah siap berkonstribusi dalam membangun smart city, namun demikian bisnis model pembangunannya perlu dibuat sehingga memberikan nilai tambah untuk semua pihak, apakah melalui proses Public Private Partnership, APBN, APBD atau kerjasama dengan dunia Internasional.

Pemerintah pusat seperti Kementrian PU, Kementrian Kominfo dan Bappenas, juga tengah menyiapkan suatu kajian suatu model pembangunan Smart City di Indonesia.

Diusulkannya,  suatu konsep smart System platform untuk bangsa Indonesia, melalui smart city dan smart community.  Produk-produk inovasi  ITB juga telah diperkenalkan ke masyarakat baik melalui implementasi  bebarapa prototyping di beberapa sektor.

Sementara itu Guru Besar UI bidang sosiologi Birokrasi Prof. Sudarsono Hardjosoekarta  mengingatkan pentingnya penyiapan manusia dalam pengembangan smart city, karena aspek inilah yang akan menggunakan TIK sebagai dasar enabler pembangunan TIK, lebih lanjut sebagai bagian system thinking for smart nation.(ak)