Broadband dan INEX, Andalan Baru Telkom Menjaga Dominasi di Pasar

Pengurus Telkom (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berhasil mengembalikan dominasinya di pasar Halo-halo nasional sejak dua tahun lalu.

Emiten dengan kode saham TLKM ini berhasil mengalami pertumbuhan dobel digit di bottom line sehingga berani menebar dividen sebesar Rp 9,9 triliun atau 70% dari keuntungan senilai Rp 14,4 triliun bagi pemegang sahamnya.

“Ini persentase pembagian dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) paling besar selama ini. Angka ini meningkat 19% dari tahun sebelumnya,” ungkap Direktur Utama Telkom Arief Yahya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin.

Dividen yang ditebar itu setara dengan  Rp 102,3 per lembar saham atau sekitar 4,5% dari harga saham senilai Rp 2.260 per tanggal 3 April 2014, dalam bentuk dividen tunai regular dan dividen tunai spesial. Dividen akan dibayarkan secara sekaligus pada tanggal 19 Mei 2014 kepada semua pemegang saham perseroan yang tercatat per tanggal 2 Mei 2014.

Direktur Keuangan Telkom Honseti Basyir menegaskan, aksi tebar  dividen itu  sudah memperhatikan tingkat likuiditas perseroan dan mempertimbangkan ekspansi tahun ini. 

“Kami ada dana kas internal dan pinjaman siaga sebesar Rp 4,5 triliun. Posisi Debt to Equity ratio perseroan pun masih rendah. Sehingga bisa memanfaatkan semua instrumen, baik pinjaman maupun obligasi," jelasnya

Broadband dan INEX
Arief mengatakan  Telkom pada tahun ini akan menggenjot dua bisnis, selain terus memoles usaha seluler dari Telkomsel. Dua bisnis itu adalah broadband dan International Expansion (INEX).

Diungkapkannya, pada tahun lalu, performansi finansial Telkom dihasilkan melalui pusat-pusat pertumbuhan bisnis yakni pelanggan broadband yang tumbuh 45,4% menjadi 27,8 juta pelanggan. Sedangkan pelanggan seluler tumbuh 5,1% menjadi 131,5 juta pelanggan. Hal tersebut terwujud berkat perluasan penetrasi infrastruktur broadband melalui program Indonesia Digital Network (IDN) 2015.

“Kalau bicara Telkomsel, ini perusahaan paling sehat dan sustainability paling oke di industri. Pendapatannya setiap bulan sekitar Rp 5 triliun, tahun lalu triple double digit yakni di sisi revenue, net income, dan net margin. Tidak ada perusahaan seperti Telkomsel di industri. Untuk Telkomsel ini tinggal dipoles menjadi lebih baik, yakni pelanggan data ditingkatkan,” katanya.

Guna mendorong pelanggan data Telkomsel dan Fixed Broadband dari Speedy, Telkom akan melakukan perluasan infrastruktur broadband dalam program Indonesia Digital Network 2015. Speedy pada akhir 2013 memiliki 3 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 138 ribu.

Perluasan infrastruktur IDN pada tahun ini adalah pembangunan segmen-segmen jaringan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) demi mewujudkan 75.000 km serat optik yang membentang di seluruh Indonesia, penyediaan 10 juta true broadband access, serta pembangunan Data Center menjadi 70.000 m2, yang akan dibangun di beberapa lokasi potensial.

Sementara itu, program ekspansi internasional juga akan terus dilanjutkan ke negara yang telah ditetapkan dalam rencana ekspansi. Saat ini Telkom telah beroperasi di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, Myanmar, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Perseroan pada tahun ini akan menambah wilayah ekspansi ke 8 atau 9 negara, dan digenapkan menjadi 10 negara di 2015.

"Di 2015 itu  diharapkan kontribusi bisnis internasional sudah menjadi 5% bagi total omzet Telkom. Total belanja modal yang disiapkan untuk ekspansi tahun ini sekitar Rp 17,7 triliun hingga Rp 22,2 triliun. Tahun ini kita targetnya tumbuh single digit di topline dan dobel digit di bottom line,”pungkasnya.(id)