Kinerja MNC Grup Tak Mewangi di 2013

Harry Tanoesoedibjo (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Kinerja MNC Grup  di bawah payung bisnis PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tak mewangi sepanjang 2013 lalu.  

Emiten dengan kode saham BMTR ini mencatatkan laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp 620 miliar atau terjerembab 52% dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,3 triliun. 

CEO MNC Grup Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan, merosotnya laba bersih disebabkan adanya rugi kurs sebesar Rp 760 miliar dan biaya premi akibat pelunasan obligasi.

Dari sisi operasional, terjadi  kenaikan pendapatan konsolidasi sebesar 12% menjadi Rp 10,02 triliun dari sebelumnya Rp 8,9 triliun. Raihan pendapatan ini dibawah target yakni Rp 10,26 triliun sepanjang tahun lalu.

Pemicunya, performa dari anak usahanya utamanya, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) jauh dari harapan.

Pendapatan MNCN yang biasanya tumbuh double digit, kini hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 4% menjadi Rp 6,5 triliun. Pendapatan iklan yang menjadi kontributor terbesar cuma tumbuh 7% menjadi Rp 5,7 triliun. Alhasil, laba bersih MNCN juga hanya naik 2% menjadi Rp 1,69 triliun.Kinerja MSKY juga tertekan depresiasi rupiah dan membukukan rugi bersih di 2013.

MNC Grup sendiri terus menggenjot bisnisnya dengan masuk ke usaha fiber optik. Bisnis ini digarap melalui  anak usaha baru khusus untuk layanan internet, PT MNC Kabel Mediacom.

MNC akan menyetor investasi cukup besar untuk bisnis ini. MNC akan membangun kabel fiber optik sebanyak 10 juta home pass.  

Tahun ini, perseroan menyiapkan dana US$ 133 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk membangun jaringan di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dalam periode tiga tahun kebutuhan investasi  sekitar US$ 400 juta. Sedangkan dalam 10 tahun total investasi diperkirakan mencapai US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar.

Kota-kota besar yang akan dibangun jaringan serat optik oleh MNC adalah  Surabaya, Bandung, Semarang, Lampung, dan Medan. Bisnis ini akan mengarah ke layanan internet protocol television (IPTV) dan mulai berkontribusi pada 2015.

BMTR telah mendapatkan vendor financing dengan bunga LIBOR plus 2,5% per tahun. Total pinjaman untuk menutupi 85% investasi serat optik.  Sisanya, dari operating cash flow dan setoran modal BMTR.  

Di luar ekspansi fiber optik, BMTR menganggarkan belanja modal sekitar US$ 20 juta. Belanja modal itu akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur.(ss)