Kompas Siapkan Rp 1 triliun untuk K Vision

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) - Grup Kompas Gramedia menunjukkan keseriusannya untuk menggarap bisnis televisi berbayar. Raksasa media ini mengucurkan investasi sekitar Rp 1 triliun demi membawa K Vision, bermain di pasar TV berbayar Indonesia yang tengah tumbuh.

K Vision berada di bawah naungan PT Digital Vision Nusantara berbasis siaran satelit frekuensi C-Band dari satelit Palapa D dengan satu transponder dan KU-Band dari frekuensi Measat-3A dengan dua transponder.Di frekuensi C-Band, tayangannya berkualitas SD.

Sementara untuk KU-Band di K 1100 akan hadir kualitas HD pada April 2014 dan K 2000 akan hadir kualitas HD pada Agustus 2014. K Vision menawarkan tiga decoder yaitu C1000, K1100, dan K2000. Harganya Rp 1.500.000-Rp 2.500.000 per unit. Saat ini ada 40 konten SD dan 4 HD di K Vision yang diharapkan bisa memikat sekitar sejuta pelanggan di tahun ini.
 
"Kami menyiapkan tiga strategi untuk mencapai target sejuta pelanggan di tahun ini yakni menjual putus set top box, mengadopsi metode prabayar, dan menyiarkan konten sesuai kebutuhan masyarakat," ungkap Group Director of Kompas Gramedia's Group of Television Bimo Setiawan, kemarin.

Menurutnya, strategi menjual set top box bisa mengurangi beban biaya pemeliharaan. Konsep ini meniru industri seluler di mana konsep prabayar bisa mendorong penetrasi pengguna.

"Bedanya di TV bberbayar harus diciptakan kebutuhan terhadap konten.Kalau di seluler, sudha ada kebutuhan untuk berkomunikasi," katanya.

Diungkapkannya, saat ini sudah disiapkan konten-konten yang diproduksi sendiri seperti Indonesia Bola Channel, Pop Channel. Selain itu tengah disiapkan  siaran berkonsep edutainment (edukasi dan hiburan).

Saat ini konten di K Vision mayoritas masih berasal dari asing. Porsinya sebesar 70% konten adalah asing dan 30% konten adalah lokal. "Biaya operasional besar di konten, Sedangkan untuk biaya pemeliharaan karena beli putus jadi tak terlalu besar," ungkapnya.

Sekarang salah satu konten unggulan dari  K Vision adalah Piala Dunia 2014 dan Liga Super Indonesia.Perseroan menargetkan bisa mencapai titik impas (BEP) selama 3-4 tahun mendatang. Sumber pendapatan berasal dari dua hal yaitu biaya langganan dari konsumen dan iklan. Kontribusi dari iklan diperkirakan sekitar 10%-20%.(ak)