Hindari Perang Tarif, Indosat Tak Patok Tinggi Pertumbuhan

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Indosat Tbk (ISAT) tak mau mematok pertumbuhan pendapatan terlalu tinggi dari industri tahun ini guna menghindari terjadinya perang tarif.

“Industri seluler tahun ini diperkirakan tumbuh 6%-7%, kita berusaha inline sama industri. Jika diatas industri, tidak terlalu tinggi. Kalau kita patok tinggi, perang tarif pasti terjadi, semuanya rugi,” ungkap President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, belum lama ini.

Dijelaskannya, salah satu andalan dari perseroan untuk mengungkit pendapatan tahun ini adalah mulai selesainya modernisasi jaringan di sebagian wilayah dan berangsur pulihnya layanan Value Added Services (VAS).

“Pertumbuhan VAS kami mulai naik sejak kuartal keempat 201. Kita tidak lihat VAS itu berdiri sendiri, tetapi bagian dari data. Data kami harap kontribusinya ke total omzet bisa mencapai  40%  dalam 2-3 tahun mendatang seperti yang terjadi di operator besar lainnya di luar negeri,” paparnya.

Tak Bagi
Terkait dengan perkiraan kinerja pada 2013, Alex memperkirakan perseroan mengalami pertumbuhan usaha 8%-10% dari 2012.

Sekadar catatan, di 2012 pendapatan Indosat  mencapai Rp22,42 triliun. Jika kalkulasinya pertumbuhan yang dialami 8%-10%, omzet yang diraih selama 2013 sekitar Rp24,21 triliun hingga Rp24,66 triliun.

“Kalau kinerja 2013 itu yang kita khawatir masih rugi karena depresiasi rupiah. Kalau lihat dari kuartal III/2013 saja, mungkin saja masih negatif. Kalau negatif, tidak bisa terima dividen,” jelasnya.

Per September 2013 rugi bersih Indosat senilai Rp1,77 triliun.  Sepanjang 9 bulan pertama 2013, Indosat mengalami rugi selisih kurs  mencapai Rp2,35 triliun.(ak)