INTI akan Geber Proyek TITO dari Telkom

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) akan menggenjot proyek Trade In Trade Off (TITO) kabel tembaga milik Telkom yang dijalani sejak 2011.

“Salah satu alasan kita terbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes) senilai Rp 135 miliar awal Januari ini untuk mengenjot proyek TITO itu. MTN itu juga untuk menopang belanja modal tahun ini,” ungkap Direktur Keuangan INTI Andy K Saputra, belum lama ini.

Perseroan sejauh ini sudah menyelesaikan proyek TITO  dalam tiga placement order (PO). PO pertama untuk empat sentral telepon otomat (STO), PO kedua sebanyak dua STO, dan ketiga sebanyak lima STO.

Pada 2013 perseroan akan menyelesaikan PO keempat hingga  kesepuluh untuk 31 STO. Proyek STO keempat sampai kesepuluh menggunakan teknologi baru, yakni fiber to the home (FTTH). Melalui teknologi baru ini, kapasitas bandwidth yang diterima pelanggan Telkom bisa mencapai 100 Megabit per second (Mbps).

Sekadar diketahui, Telkom memiliki sekitar enam juta satuan sambungan kabel tembaga. Jika Telkom mengerjakan sendiri pergantian membutuhkan waktu 10 tahun, sedangkan INTI menyanggupi pengerjaan hanya lima tahun untuk 41 STO.

Kompensasi dari pengerjaan tersebut, INTI akan menjual kabel tembaga ditambah beberapa instalasi pendukungnya. Berdasarkan perhitungan bisnis harga total jual kabel tembaga dikurangi biaya pemasangan serat optik masih mendatangkan keuntungan cukup besar bagi INTI dengan syarat harga tembaga di London Metal Exchange (LME) stabil.

Sebelumnya, Direktur Utama INTI Tikno Sutisna mengungkapkan, proyek TITO sebagai pemasok utama pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini selama 2012 dan 2013. Pada 2012 dan 2013,  proyek dari Telkom diperkirakan menopang 70% pendapatan perseroan .

INTI selama ini menjalani lini usaha  system integrator, managed services, genuine product, manufacturing IT& services, seat management, serta mobile devices dan content.

Pada 3 Januari 2014 INTI menerbitkan MTN tahun 2014 seri A senilai Rp 135 miliar dan jatuh tempo pada 3 Juli 2015. Surat utang ini memiliki tipe bunga tetap 11,5% dengan pembayaran bunga per tiga bulan. Pembayaran bunga pertama dilakukan pada April 2014.(id)