JAKARTA (IndoTelko) - Kualitas akses data di kota-kota besar Indoensia yang masih tiris ternyata tidak mengendurkan minat pengguna smartphone terhadap aplikasi mobile shopping.
Temuan terbaru dari Ericsson ConsumerLab 2013 menunjukkan mobile shopping menjadi aplikasi yang akan banyak digunakan di Indonesia pada 2014.Aplikasi belanja tersebut akan digunakan oleh 75% pengguna smartphone di seluruh dunia.
Ericsson ConsumerLab merupakan riset mengenai tren konsumer pada 2014 kepada 100 ribu individu di 40 negara dan 15 kota besar di dunia.
Berdasarkan riset Ericsson, terdapat 10 tren dalam penggunaan smartphone pada 2014. Pertama, aplikasi mobile yang mengubah gaya hidup masyarakat. Kedua, tubuh menjadi kata kunci baru. Ketiga, aplikasi pengukuran tubuh. Keempat, internet diharapkan ada di mana-mana. Kelima, adopsi smartphone akan mengurangi kesenjangan digital.
Keenam, manfaat online daripada kekhawatiran resiko. Ketujuh, permintaan layanan video. Kedelapan, aplikasi untuk mengetahui konsumsi data. Kesembilan, aplikasi sensor di lingkungan sekitar, dan terakhir menggunakan aplikasi pada device mana pun.
Padahal,dari sisi kualitas layanan,kota Jakarta berada di peringkat 12 dari 17 kota besar di dunia berdasarkan tingkat keberhasilan unduhan terhadap layanan data yang diinginkan pengguna smartphone. Hal tersebut berdasarkan cakupan aplikasi (coverage application) yang diinginkan pengguna smartphone per November 2013.
Di dunia, hanya tiga kota yang cakupan aplikasinya sudah mencapai 720 kilobit per second (Kbps), yakni batas minimal untuk melakukan layanan video streaming. Ketiga kota tersebut adalah Copenhagen (Denmark), Oslo (Norwegia), dan Seoul (Korea Selatan).
Ada delapan kota yang tidak dapat memenuhi batas minimal 160 kbps untuk layanan music streaming. Kedelapan kota tersebut adalah Lagos (Nigeria), Shanghai (China), Jakarta (Indonesia), Beijing (China), Kairo (Mesir), Moscow (Rusia), Sao Paulo (Brasil), dan New Delhi (India).
""Di Jakarta, kecepatan internet masih kurang dari 100 Kbps. Hal ini terjadi karena banyak faktor, seperti kekuatan sinyal, ramai atau tidaknya jaringan, serta kapabilitas device penerima," ungkap Vice President Marketing & Communications Hardyana Syintawati, kemarin.
Menurutnya, adopsi penggunaan smartphone yang tinggi saat ini mengubah cara masyarakat berkomunikasi melalui aplikasi mobile. Terdapat tiga tren yang dekat dengan konsumer di Indonesia pada tahun depan. Pertama, aplikasi mengubah gaya hidup masyarakat. Kedua, tren smartphone yang mereduksi digital divide di negara-negara berkembang. Dan ketiga, tren permintaan akses internet di mana saja.
Dikatakannya, masyarakat akan melakukan komunikasi melalui aplikasi yang ada di smartphone dibanding melakukan telepon. Di sisi lain, aplikasi baru yang menyasar kebutuhan keseharian masyarakat terus bertambah jumlahnya.
Aplikasi komunikasi mengenai kegiatan belanja, restoran, hiburan, tempat penitipan anak, komunikasi, dan lalu lintas yang akan menjadi sarana komunikasi melalui smartphone pada tahun depan hingga tiga tahun mendatang.
Penggunaan aplikasi komunikasi belanja diperkirakan akan mencapai 75% dari total pengguna smartphone di dunia. Saat ini penggunaannya baru mencapai 20%. Aplikasi restoran berada di urutan dua, yakni mencapai 72%.
Disusul aplikasi komunikasi (65%), aplikasi tempat hiburan (62%), aplikasi informasi tempat penitipan anak (61%), dan aplikasi lalu lintas (57%).(ct)