Jalan Terjal Bagi Satelit Palapa-E

Ilustrasi (Dok)

PT Indosat Tbk (ISAT) baru saja mengumumkan penandatanganan kontrak kerjasama dengan Orbital Sciences pada tanggal 27 November 2013 untuk Palapa-E in Orbit Delivery Contract.

Kontrak ini adalah bukti keseriusan dari anak usaha Ooredoo ini menggarap slot orbit  150.5° Bujur Timur (BT) yang akan ditempati satelit Palapa-E pada 2016 mendatang.

Menurut manajemen Indosat, kontrak kerjasama dengan perusahaan asal Amerika Serikat itu untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh Pemerintah sesuai tenggat waktu yang diberikan sebagai pengelola slot orbit 150.5 BT.

Orbital Sciences Corporation nantinya akan mengerjakan proses desain, produksi dan peluncuran satelit Palapa-E pada 2016 nanti. Kabarnya investasi untuk membangun satelit Palapa-E antara US$ 200 juta-US$ 250 juta.

Lantas bagaimana langkah pemerintah terhadap Indosat usai adanya penandatanganan kontrak ini? Apakah Indosat masih dianggap yang paling layak sebagai pengelola slot orbit tersebut, diserahkan ke pihak lain, atau dikelola langsung pemerintah?

Sebelumnya, sinyal pemerintah akan menarik slot orbit ini dari Indosat menguat dengan dirancangnya Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Untuk Dinas Satelit dan Orbit Satelit yang akan menggantikan  Peraturan Menteri Kominfo No. 37/P/M.KOMINFO/12/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor: 13/P/M.KOMINFO/8/2005 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit.

Dalam RPM terbaru ini dinyatakan Menkominfo  bisa mencabut izin penyelenggaraan telekomunikasi pengguna satelit jika dinilai tidak mampu melaksanakan rencana pemanfaatan filing satelit berdasarkan hasil evaluasi oleh tim, atau dihapus (suppressed) filing satelitnya oleh ITU.

Posisi Indosat, jika merujuk kepada isi RPM tersebut tak menguntungkan. Pasalnya, disebutkan penyelenggara satelit Indonesia wajib melaporkan kepada Menkominfo rencana pengadaan satelit pengganti paling lambat dua tahun sebelum berakhirnya umur satelit.

Belakangan posisi Indosat kian tersudut dengan munculnya wacana dari Kementrian Pertahanan dan Komisi I DPR yang ingin memiliki satelit khusus untuk sistem pertahanan, keamanan, intelijen dan luar negeri.Jika memang pemerintah menginginkan satelit khusus untuk keperluan pertahanan, tentunya peluang penempatan paling besar di slot orbit 150,5 BT.
 
Masih adakah jalan bagi satelit Palapa-E mengangkasa pada 2016 mendatang? Kita tunggu saja keputusan yang diambil Menkominfo Tifatul Sembiring pada pertengahan Desember ini.

@IndoTelko