Kontribusi Operator Tier-1 Kian Besar ke Tower Bersama

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Kontribusi operator yang masuk golongan Tier-1 sebagai penopang pendapatan dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) hingga triwulan ketiga 2013 kian besar.

Operator Tier-1 adalah tiga besar penguasa pasar seluler nasional yakni Telkomsel, Indosat, dan XL.

Dalam keterbukaan informasi Tower Bersama ke Bursa Efek Indonesia (BEI), terungkap hingga periode yang berakhir September 2013, pendapatan sewa menara dari Telkomsel sebesar Rp 511,6 miliar naik dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 239,9 miliar.

Hal ini berarti Telkomsel berkontribusi sekitar 26,1% bagi total omzet Tower bersama di periode tersebut, naik dari kontribusi yang sama periode tahun lalu sebesar 21%.

Sedangkan penyewaan dari Indosat di periode tersebut sebesar Rp 459,9 miliar naik dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 140,4 miliar. Indosat berkontribusi sebesar 23,5% bagi total omzet Tower Bersama. Angka itu melesat jauh dari posisi sama periode tahun lalu sebesar 12,3%.

Total pendapatan dari Tower Bersama selama hingga triwulan ketiga 2013 adalah Rp 1,955 triliun atau naik 72,56% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,138 triliun.

Operator Tier-1 lainnya, XL Axiata sepertinya juga meningkatkan sewa menara ke Tower Bersama di periode yang berakhir September 2013. Hal itu terlihat dimana pendapatan dari XL selama periode itu sebesar Rp 234,0 miliar naik dibandingkan posisi sama tahun lalu sebesar Rp 150, 34 miliar.

Sedangkan operator lapis dua yang menaikkan sewa ke Tower Bersama adalah PT Hutchison CP Telecommunication Indonesia dimana nilai sewanya sebesar Rp 204,8 miliar atau naik dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 112,5 miliar.

Sementara Telkom dengan Flexi sepertinya tidak melakukan ekspansi karena nilai sewanya turun menjadi Rp 248,2 miliar dari posisi 259,6 miliar.

Pada sembilan bulan pertama 2013, TBIG memiilki 16.017 penyewaan dan 9.830 site telekomunikasi. Site telekomunikasi perseroan terdiri dari 8.446 menara, 1.040 shelter-only, dan 344 jaringan DAS. Total penyewaan menara perseroan sebanyak 14.633. Dengan demikian, rasio kolokasi (tenancy ratio) TBIG menjadi 1,73.

Beban pokok pendapatan perseroan per September 2013 tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp281,98 miliar, demikian pula dengan laba kotor yang tercatat naik menjadi Rp1,67 triliun dari sebelumnya rp971,47 miliar per September 2012.

Adapun laba sebelum pajak per September 2013 meningkat menjadi Rp718,60 miliar dari sebelumnya Rp536,91 miliar per September 2012, dan laba bersih per saham dasar meningkat jadi Rp171,99 per saham dari Rp109,54 per saham di akhir September 2012.

Keuntungan yang diraih di periode berakhir September 2013 sebesar Rp 916,456 miliar naik  65%  dibandigkan periode sama 2012 sebesar Rp 555,111 miliar.
 
Total aset perseroan sendiri per September 2013 tercatat mencapai Rp18,17 triliun, meningkat dibanding pada akhir Desember 2012 yang mencapai Rp14,32 triliun. Sedangkan untuk liabilitas per September 2013 menjadi Rp14,14 triliun dari sebelumnya Rp10,07 triliun di akhir Desember 2012.(ss)