Suhandi: Website Itu Rumah Kita di Dunia Maya

Suhandi (Dok)

Situs web commerce Merekmu.com baru saja diluncurkan di Indonesia.

Niat mereka hanya ingin membuat semua orang sadar betapa pentingnya memiliki ‘perwakilan’ di dunia maya dalam bentuk website.

Sebagai pemain baru, perseroan mengaku siap menghadirkan langganan domain dengan tarif semurah mungkin serta bantuan konsultasi web desain dan pembuatannya.

IndoTelko tertarik mengetahui sejauh mana keyakinan Merekmu.com dengan ketertarikan masyarakat Indonesia memiliki 'rumah' di dunia maya?

Berikut kutipan wawancara Indotelko dengan Direktur PT Gemilang Ananta selaku pengembang Merekmu.com Suhandi, kemarin. 

Mengapa meluncurkan Merekmu.com?

Poin dari peluncuran produk ini karena jumlah orang yang aktif atau memiliki domain/website tidak sebanding dengan jumlah populasi. Jika di luar negeri, seperti Malaysia, mayoritas penduduknya memiliki website pribadi. Sedangkan di Indonesia sepertinya hanya fokus pada media sosial seperti Facebook dan Twitter, padahal media tersebut adalah bagian dari promosi. ‘Rumah’ sebenarnya adalah di web itu sendiri. Seharusnya masyarakat itu memiliki website masing-masing, entah itu untuk UKM maupun pribadi yang hanya sekedar profil diri.

Apa saja layanan yang ditawarkan dan untuk siapa Merekmu.com itu?

Kami ada penjualan nama domain, penyewaan hosting, desain website, SSL Certificate untuk para reseller. Target kami adalah semua pengguna internet , tidak terkecuali UKM, mahasiswa dan para blogger yang menginginkan layanan terjangkau namun berkualitas. Hanya dengan Rp 55 ribu per tahun, mereka sudah bisa memiliki website sendiri. Dengan adanya domain, mereka memiliki identitas di dunia maya. Mereka bisa berbisnis online, menjadi sebuah perusahaan ecommerce. Nah, ecommerce-ecommerce kecil inilah yang menjadi target potensial kami sebenarnya yang juga mampu menaikkan perekonomian negara kita.

Memang seperti apa pasar ecommerce Indonesia ini ke depannya?

Menurut data yang saya punya, saat ini saja hampir 70 persen pengguna online di Indonesia diyakini berniat melakukan pembelian online. Data tersebut juga menunjukkan, tahun ini pengguna ecommerce di Indonesia mampu menghabiskan US$ 256 per tahun dan mayoritas mereka menghabiskan lebih dari US$ 55 per transaksi online. Pada 2015 nanti, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan daya beli meningkat, pasar e-commerce bisa tumbuh 10 kali lipat menjadi USD10 juta  dengan jumlah pengguna internet sebanyak 149 juta. Jika 50 juta orang saja di Indonesia yang memiliki web pribadi maupun ecommerce, lalu mereka menyerbu pencarian teratas di Google, dampaknya akan sangat besar sekali bagi peningkatan perekonomian kita. Setidaknya, jika kita fokus di UKM saja, e-commerce mampu meningkatkan kesejahteraan kelas menengah. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dari 6%, tingkat pengeluaran pribadi meningkat sebesar 10% per tahun. Apalagi persaingan ketat antara perusahaan mobile mampu mendorong harga-harga jual semakin turun dan meningkatkan kesadaran konsumen.

Lalu mengapa masih sedikit masyarakat kita yang aware dengan website?

Pertama mungkin karena masih banyak yang menganggap pembuatan website itu adalah hal yang sulit dan mahal. Padahal di Merekmu.com, kami menyediakan pembuatan website otomatis berikut tutorialnya, hingga konsultasi gratis. 5 halaman cukup untuk membuat sebuah website e-commerce atau hanya sekedar curiculum vitae. Kedua, masyarakat masih asyik dengan media sosial yang mudah digunakan, walau sebenarnya itu belum merepresentasikan diri mereka di dunia maya secara utuh dan jelas.

Keterkaitan dengan PANDI sendiri bagaimana?

PT Gemilang Ananta merupakan salah satu registrar untuk domain ID. Kami bisa dibilang memiliki kontribusi besar juga dalam menyukseskan domain ID di Indonesia dengan mengedukasi pelanggan tentang penggunaan domain ID melalui roadshow dan seminar. Kami tidak hanya menyediakan domain .com tapi juga .co.id.

Mengapa belum banyak juga pengguna domain lokal .id?

Dikatakan belum banyak juga tidak. Hampir semua pengguna domain .id adalah website korporat yang ingin menunjukkan identitas asal mereka. Sedangkan .com lebih banyak digunakan oleh UKM seperti perusahaan pengrajin, home industri, lini busana, dan lainnya, yang ingin dikenal lebih luas sampai ke luar negeri. Penggunaan .com juga lebih banyak karena memang domain tersebut lahir lebih dulu ketimbang .id. Kepemilikan domain .com juga lebih mudah ketimbang .id. Pasalnya domain .id membutuhkan identitas diri yang lebih spesifik, seperti KTP. Tidak banyak pengguna yang mau repot melakukan hal itu.

Apa pola seperti itu hanya terjadi di Indonesia?

Sepertinya sama. Dimana-mana domain lokal tidak begitu populer ketimbang .com. Kita ambil contoh di Malaysia, penggunaan .my juga tidak terlalu banyak. Padahal fungsi keduanya (domain lokal maupun .com) tidak saling berlawanan, alias sama saja. Bagi kami tidak masalah mereka mau menggunakan .com atau .id, sepanjang mereka sudah berniat untuk memiliki website sebagai representasi diri mereka di dunia maya, itu sudah bagus. Yang penting kesadaran mereka untuk memperkenalkan diri mereka pada dunia. Percuma saja mereka promosi di Twitter atau Facebook. Kalau tidak ada website, dimana mereka bisa mencari informasi mengenai anda atau bisnis yang ada tawarkan. Bisa dibilang, website itu ibarat rumah anda di dunia maya.

Dukungan pemerintah di bisnis ini bagaimana?

Jika dari sisi regulasi memang sudah memadai. Hanya saja edukasi mengenai ‘kenyamanan’ yang ditawarkan regulasi itu belum sepenuhnya benar-benar diketahui masyarakat. Apalagi pemerintah sendiri tidak memberikan contoh yang baik kepada khalayak dalam hal penggunaan website sebagai identitas mereka. Kita lihat, meski banyak instansi pemerintah yang memiliki website, namun pemeliharaan dan pengembangannya masih kurang. Banyak website pemerintah yang akhirnya tidak berfungsi dan tidak merepresentasikan diri mereka. Padahal alokasi anggarannya sampai bermilyar-milyar. Seharusnya pemerintah bisa memberikan contoh yang baik.

Siapa kompetitor terdekat Merekmu.com?

Pemain web commerce banyak sekali di Indonesia tapi yang terbesar saat ini adalah Rumahweb. Kami tidak menganggap mereka sebagai kompetitor. Justru kami semua para pemain web commerce sedang saling berupaya untuk menyadarkan masyarakat agar mau memperkenalkan diri secara lebih luas melalui website. Saya pribadi sebagai orang Indonesia akan sangat bangga jika semakin banyak situs dari Indonesia yang hadir sebagai top search Google. Sama saja, di sini kami berupaya bersama-sama mencerdaskan bangsa.(ct)