TelkomVision Optimistis Omzet Tumbuh 16,2%

Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – Jajaran manajemen PT Indonusa Telemedia (TelkomVision) tetap bersemangat untuk berjualan walau 80% sahamnya akan dilego Telkom ke CT Corpora.

Presiden Direktur TelkomVision Triana Mulyatsa mengungkapkan, pada tahun ini perseroan  membidik pendapatan sebesar Rp 500 miliar pada akhir 2013 atau naik 16,2% dibandingkan 2012 sebesar Rp 430 miliar.

“Operasional tetap berjalan seperti biasa  walau ada Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) antara Telkom dengan CT Corpora. Kita tiap bulan masih mengalami pertumbuhan penjualan sekitar 3,6% setiap bulannya dengan mendapatkan sekitar 15 ribu pelanggan per bulan,” ungkapnya, kemarin.

Diungkapkannya, saat ini TelkomVision memiliki sekitar 650 ribu pelanggan ditambah dengan pengguna Internet Protocol TV (IPTV), angkanya melesat menjadi 1.050 juta pelanggan di semester pertama 2013.

“Kita sekarang mencari pelanggan berkualitas. Konten ditata, kualitas layanan dinaikkan sesuai dengan target market,” katanya.

Sebelumnya, Telkom  memprediksi Sales Purchase Agreement (SPA) antara perseroan dengan CT Corpora bisa terealisasi jelang tutup tahun ini.

Sekadar catatan, pada medio tahun ini Telkom dan CT Corpora menandatangani CSPA untuk melepas  80% kepemilikannya di  TelkomVision.

Secara enterprise value, TelkomVision dibanderol  sekitar US$ 200 juta  atau Rp 1,9 triliun  termasuk hutang oleh Telkom.

CT Corpora kabarnya membayarkan sebesar   US$ 100 juta dollar AS ke Telkom setelah dikurangi hutang, sebagian lagi dimasukkan ke TelkomVision sebagai penguatan modal.Grup usaha ini dikabarkan menyingkirkan Elang Media Teknologi (EMTEK) dalam proses tender yang digelar Telkom beberapa waktu lalu.
 
Saat ini TelkomVision menyewa empat transponder Satelit C1-Band milik induk usahanya dengan alokasi frekuensi sebesar 200 Mega Hertz (MHz) dari perusahaan induk.

Data dari  Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia (APMI) menyatakan total pengguna pay TV di Indonesia mencapai 3 juta pengguna, dengan tingkat penetrasi berkisar 5%. Total average revenue per user (ARPU) sekitar Rp 75 ribu- Rp 100 ribu sehingga nilai bisnisnya di kisaran Rp 300 miliar.(id)