JAKARTA (IndoTelko) - BlackBerry atau dulu dikenal dengan nama Research in Motion (RIM) mengumumkan laporan keuangan kuartal ke-2 tahun ini. Dalam pengumuman tersebut mereka mengaku telah mengalami kerugian sebanyak US$ 1 miliar. Kerugian ini dikarenakan adanya pengeluaran besar-besaran yang dilakukan Blackberry pada kuartal tersebut.
Tidak hanya mengumumkan jumlah kerugian yang diderita, produsen Blackberry itu juga mengaku akan melakukan pemangkasan karyawan sebanyak 4.500 orang, atau sama dengan 40% dari total karyawan yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional perusahaan di kuartal mendatang.
Untuk menyelamatkan keuangan perusahaan, RIM juga akan memangkas jumlah perencanaan produk yang akan mereka luncurkan, dari 6 ponsel pintar menjadi hanya 4 produk smartphone saja. Mereka akan lebih memfokuskan diri menciptakan perangkat untuk pasar enterprise dan konsumen profesional, termasuk 2 perangkat high-end dan 2 perangkat entry-level.
Secara finansial, kerugian operasional perusahaan sebesar US$ 950 juta hingga US$ 995 juta. Kerugian mencakup non-tunai, biaya inventory sebelum pajak sekitar US$ 930 juta hingga US$ 960 juta dihasilkan dari lingkungan bisnis yang semakin kompetitif berdampak pada volume ponsel pintar Blackberry, serta biaya restrukturisasi sebelum pajak sebesar US$ 72 juta.
“Kami mengalami masa sulit. Perubahan operasional perlu diumumkan hari ini untuk memastikan posisi kami di industri yang semakin dewasa dan kompetitif, dan untuk mendukung profitabilitas perusahaan ke depannya. Selanjutnya kami akan kembali memfokuskan diri menciptakan hardware untuk solusi end-to-end, mengembangkan servis dan software untuk pasar enterprise atau pengguna yang lebih produktif dan profesional,” ujar Presiden dan CEO RIM Thorsten Heins, seperti dikutip Cellular News, Senin (23/9).
Dalam laporan tersebut diketahui, selama kuartal ke-2 tahun ini sebanyak 5,9 juta unit Blackberry terjual ke end-user. Kebanyakan unit yang terjual adalah Blackberry 7 dan sebagian lainnya adalah Blackberry 10. (ct)