Daniel Tumiwa: E-Commerce menjadi Channel Andalan

Daniel Tumiwa (DOK)

Sosok Daniel Tumiwa tak bisa dilepaskan dari perkembangan e-commerce di Indonesia. Mantan  Country Manager  Multiply Indonesia ini adalah Chairman untuk Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA).

Ditutupnya Multiply ternyata tak meredupkan pamor Pria kelahiran 1970 ini. Kali ini Daniel dipercaya menjadi Vice President E-Commerce di PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

IndoTelko berhasil mewawancarai  Pria yang pernah bekerja di MTV Asia ini usai pembukaan Garuda Travel Fair, belum lama ini. Berikut kutipannya:

Mengapa berlabuh di Garuda?
Garuda ingin mengembangkan e-commerce. Dalam pembahasan dan perkenalan menuju ke sini saya merasa dihargai karena ada sesuatu yang perlu ditata, terutama di e-commerce.

Garuda sudah akrab dengan e-commerce?
E-commerce sudah ada lama di Garuda. Saya ini membawa ilmu yang ada diluar dipraktikan ke Garuda. E-commerce itu kan masalah nyemplung duluan dan mendapatkan ilmu dari praktik. Ada standar di luar dunia maskapai yang bisa saya terapkan di e-commerce Garuda agar lebih terukur.

Rencana Garuda untuk pengembangan e-commerce?  
Garuda akan memberikan  fokus banyak ke ecommerce. Fokus artinya penataan sistem, bisnis proses dan layanan pelanggan   yang berhubungan dengan dunia maya. Kalau dulu terbiasa bertemu langsung dengan pelanggan, sekarang dalam dunia maya. Ini pengalaman baru bagi Garuda.

Bagaimana menerjemahkan hasil penataan itu?
Kita terjemahkan ke pengalama pelanggan untuk browsing, kecepatan browsing, mendapatkan informasi, cara pembayaran yang mudah, dan akhirnya menjadi satu tiket. Selama ini sudah ada yang semacam itu, tetapi sekarang dibuat layaknya maskapai yang menuju bintang lima. Ini juga dorongan dari pelanggan yang memang ingin ke arah itu.

Langkah yang akan dilakukan untuk mendukung e-commerce?
Kita akan jadikan website Garuda fungsinya ke penjualan. Mulai dari pesan dan beli tiket. Me-manage kursi, makanan, dan lainnya. Semua self service. Tahap pertama kita akan benahi dulu mobile site, setelah itu masuk ke aplikasi mobile dan desktop. Kita harapkan akhir tahun ini sudah stabil semua.
 
Bagaimana menekan  susahnya eksekusi untuk booking via online?
Dalam e-commerce itu selalu ada kegagalan transaksi. Kita 98% tidak ada masalah, 1% atau 1,5% ada masalah biasanya komplain akan tinggi sekali terutama di social media. Di maskapai besar sekalipun di luar negeri sehari itu ada 5-6 kali sehari. Itu mereka hanya pakai Visa dan mastercard untuk pembayaran. Garuda ini banyak sekali pembayaran, ada debit, kartu kredit. Jadi masalah kegagalan transaksi ini butuh edukasi juga ke penumpang disamping kita antisipasi semua skenario jika terjadi kegagalan.

Jika perubahan di situs sudah berhasil, akankah transaksi via e-commerce naik di Garuda?
Total transaksi via online di Garuda jika dimasukkan yang korporasi dan travel itu sekitar 15%. Sedangkan Business to Consumer (B2C)  itu sekitar 5%. Saya maunya naik lebih menjadi sekitar  15% di tahun pertama untuk B2C-nya. Kita percaya dengan website lebih mudah diakses, produk yang lengkap, tawaran harga lebih murah dan aman akan banyak yang mau bertransaksi.(id)