Melongok Ekspansi Telkom ke Asia Timur

Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko)- PT Telekomunikasi Indonesia (Tbk) pada tahun ini berniat melebarkan sayapnya ke 10 negara yakni Timor Leste, Malaysia, Australia, Hong Kong, Singapura, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Myanmar.

Aksi melebarkan sayap itu tak mulus.Jalannya lumayan terjal di Arab Saudi dan Myanmar. Di Arab Saudi, tadinya Telkom membidik lisensi Mobile Virtual Network Operator (MVNO) full degree. Namun, persyaratan yang lumayan berat menjadikan balik badan mengincar co-branding dengan operator setempat.

Di Myanmar lebih pahit. Maksud hati membidik lisensi seluler atau full network operator, apa daya di mata panitia lelang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dianggap anak baru dalam berbisnis internasional sehingga tak lolos menjadi short list bidder.

Kabar menggembirakan justru datang dari PT Telekomunikasi Indonesia International Hongkong (Telin Hong Kong). Tak banyak gembar-gembor, di bawah komando CEO Telin Hongkong Dian Rachmawan, dua anak usaha sudah dibentuk yakni Telkom Taiwan dan Telkom Macau guna mewujudkan ambisi Telkom di pasar Asia Timur.

Investasi yang disiapkan untuk dua anak usaha baru tersebut adalah sekitar US$ 3,5 juta.Di Taiwan, Telin Hong Kong  tengah bernegosiasi dengan dua operator setempat yakni Fareastone dan Taiwan Mobile. Sementara di Macau yang diajak kerjasama adalah Companhia de Telecomunicações de Macau (CTM).Semuanya adalah operator berbasis teknologi GSM.

Diprediksinya jika negosiasi dengan para mitra lancar, maka perseroan bisa  bisa mengajukan lisensi Full degree MVNO ke regulator setempat.

"Prosedurnya memang seperti itu, kita cari mitra dulu, baru ajukan lisensi. Saya perkirakan akhir Juni ini sudah bisa selesai semua,"ungkapnya.

Dalam rencana yang dirancang Dian, Telkom Taiwan akan lebih dulu beroperasi dengan pola co-branding bersama mitra yang digandeng.Sementara di Macau menunggu lisensi MVNO keluar yang membutuhkan waktu tiga bulan.

Perbedaan antara strategi MVNO dengan co-branding adalah, jika MVNO mendapatkan kebebasan dalam menjalankan strategi pemasaran karena memiliki Intelligent Network (IN), billing prepaid, VAS, dan SMS Center sendiri.Sedangkan co-branding, semua program pemasaran harus mendapatkan persetujuan dari mitra.

Potensi Pasar
Dian mengungkapkan, pasar Asia Timur yang dibidik perseroan menjanjikan pendapatan yang lumayan menggiurkan. Di Hong Kong, terdapat 170 ribu jiwa WNI, di Taiwan (260 ribu jiwa WNI), dan di Macau (35 ribu jiwa WNI).
 
Di Hong Kong, Average Revenue Per User (ARPU) dari kartu AS 2 in 1 hasil kerjasama perseroan dengan operator CSL Limited sekitar Rp 250 ribu dari 50 ribu pelanggan. Penjualan per bulan dari kartu AS 2 in 1 sekitar Rp 7 miliar.Telin Hongkong resmi beroperasi pada 1 Maret 2011. Sedangkan Produk MVNO baru dilepas Oktober 2012.

“Angka psikologis di Hong Kong sudah tercapai yakni 40 ribu pelanggan. Dengan 50 ribu pelanggan saja, kontribusi produk MVNO sudah 35% ke total omzet Telin Hong Kong. Kalau sudah mencapai 100 ribu pelanggan akhir tahun ini, baru itu sejarah luar biasa karena kontribusinya kian dominan,” jelasnya.

Dijelaskannya, dalam menggarap pasar Asia Timur, merek yang dikedepankan adalah Telkomsel. Pasalnya, nama dagang ini sudah terkenal di masyarakat Indonesia.

“Lisensi di Hong Kong  Unified Carrier License (UCL), itu yang paling top. Telkomsel sengaja kita ke depankan, karena ini sinergi dan memudahkan masuk ke pasar,” jelasnya.

Hasil dari sinergi ini, Telkomsel menikmati kenaikan panggilan dari Indonesia ke Hong Kong 20% setiap bulannya dengan  rata-rata 10 juta menit.
“Kerjasama ini tak ada revenue sharing dengan Telkomsel, tapi bayangkan berapa itu dampaknya bagi Telkomsel,” jelasnya.

Diungkapkannya,  saat ini Telin Hong Kong menjalankan tiga bisnis yakni sebagai wholesale International Direct Dialling (IDD), penyewaan kapasitas kabel laut, dan menjalankan MVNO dengan operator CSL dari Hong Kong untuk kartu As 2 in 1.

"Kami tahun lalu memiliki pendapatan US$ 20 juta. Tahun ini kita bidik naik 25%. Telin Hong Kong sendiri berkontribusi 10 persen bagi total omzet Telin," katanya.(id)