Kajian Bisnis Iklan Digital Bersama Alot

Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko)  – Kajian bisnis untuk mengembangkan iklan digital secara bersama-sama oleh tiga pemain besar dikabarkan alot, terutama masalah pembagian pendapatan.

Ketiga operator itu adalah Telkomsel, Indosat, dan XL. Telkomsel memiliki 120,6 juta pelanggan, Indosat sebanyak 55,9 juta pelanggan, sementara XL di 49,1 juta pelanggan.

“Setahu saya kemarin ada pitching dilakukan ketiga operator untuk peluang reseller menjual slot iklannya. Ini dilakukan sembari terus membahas model bisnis yang ideal oleh ketiganya,” ungkap sumber IndoTelko yang mengetahui proses bisnis tersebut, kemarin.

Menurutnya, hal yang menjadi tantangan menuju kata sepakat adalah  masalah pembagian pendapatan dimana Telkomsel dikabarkan menginginkan pembagian pendapatan berdasarkan pangsa pasar di lapangan. Jika merujuk pada keinginan tersebut maka Telkomsel akan menerima bagian paling besar dengan penguasaan sekitar 45%.

“XL dan Indosat kabarnya tak setuju dengan usulan ini karena kurang fair. Di pasar mobile advertising posisi ketiganya sebenarnya sama, apalagi usai tsunami konten 2011 lalu. Keduanya mengusulkan pembagian berdasarkan inventory dan channel yang digunakan,” ungkapnya lagi.

Sebelumnya,  President Director & CEO Indosat Alexander Rusli mengakui tengah ada diskusi dengan Telkomsel dan XL terkait menggarap pasar iklan digital bersama-sama.

“Memang benar sedang ada diskusi antara Indosat, Telkomsel, dan XL dalam menggarap bisnis iklan digital, khususnya mobile advertising. Kita mau naikkan kontribusi layanan nilai tambah,” ungkap  Alex.

Diungkapkannya, ketiga tengah mematangkan masalah model bisnis dan pembagian pendapatan jika impelementasi terjadi.“Indosat mengusulkan pembagian pendapatan dari layanan mobile advertising bersama itu dibagi prorata untuk memudahkan perhitungan,”katanya.

Head of Digital Advertising Group Telkomsel Adrian Suherman kala mengenalkan inisiasi pertama kerjasama tersebut belum lama ini memperkirakan  tahun ini belanja iklan secara industri mencapai Rp 124 triliun   dengan kontribusi dari iklan digital berkisar 3%.
 
“Kerjasama  ini terbentuk atas dasar keinginan ketiga operator untuk mengedukasi pasar tentang iklan digital, serta  bersama-sama memiliki misi untuk mengembang pasar. Tantangan  mengembangkan layanan ini kompetitor  bukanlah operator lain, tetapi perusahaan media. Kami menilai kerja sama ini lebih baik untuk edukasi pasar. Meski bekerja sama, kami mempunyai tim yang jalan sendiri," jelasnya.

Dijelaskannya, bentuk kerja sama ketiga operator tersebut  adalah koordinasi marketing secara bersama-sama. Meski kerja sama, masing-masing operator punya target profiling. Kerja sama ini belum ada metode pembagian hasil.

"Konsumen di pasar tidak melihat secara keseluruhan operator mana yang bagus. Kami tidak ada tujuan untuk berkompetisi, sebab planning dilakukan bersama dan payment invoice tetap sendiri-sendiri," jelas Adrian.

Saat ini kontribusi layanan mobile advertising kurang dari 5% terhadap bisnis digital services Telkomsel. Perusahaan menargetkan kontribusinya tumbuh menjadi 20-30%  pada 2015.

Sekadar catatan, masalah membangkitkan Value Added Services (VAS) secara bersama-sama sudah dimulai tahun lalu dengan single code Ring Back Tone (RBT) oleh Indosat dan XL.

Ketika pembahasan single code, Telkomsel sebenarnya juga ikut serta, tetapi di tengah jalan mundur dan akhirnya Indosat dan XL yang menjalankan.
Nah, untuk mobile advertising akankah kebersamaan tetap terjaga atau ada yang balik badan? Kita tunggu saja (id)